Layar elektronik Indeks Harga Saham Gabungan, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 16 Januari 2015. ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada, mengatakan para investor harus tetap mewaspadai sentimen yang berimbas negatif terhadap laju indeks harga saham gabungan (IHSG).
Ia berharap penguatan perdagangan sebelumnya bukan berarti hanya sebatas teknik rebound untuk kembali berbalik melemah.
"Adanya peningkatan volume beli membuat laju IHSG mencoba bertahan dari pelemahannya," ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 9 September 2015.
Reza memprediksi laju IHSG bergerak pada 4.250-4.285 dan resisten 4.328-4.343 dalam perdagangan hari ini. Pada perdagangan kemarin, indeks saham ditutup naik 0,40 persen atau 17,23 poin ke level 4.318,59 dibanding hari sebelumnya.
Penguatan ini seiring dengan menguatnya mayoritas bursa saham Asia-Pasifik. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada level tertinggi 4.325,43 dan terendah 4.269,47.
"Akan tetapi, penguatan yang terjadi masih rentan, karena adanya utang gap di level 4237-4295, serta membutuhkan konfirmasi berikutnya untuk membuat tren kenaikan lanjutan," ucap Reza.
Menurut Reza, ada beberapa saham yang menjadi perhatian khusus pada perdagangan hari ini. Di antaranya PT Bank Nasional Indonesia Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PT AKR Corporindo Tbk, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Elnusa Tbk.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.