Produk Impor Asal Cina Ancaman Pasar Domestik

Reporter

Sabtu, 22 Agustus 2015 14:06 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Produk-produk impor asal Cina diprediksi akan semakin membanjiri pasar domestik Indonesia setelah Negeri Tirai Bambu tersebut melakukan devaluasi mata uangnya.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finances (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan pemerintah sudah diperingatkan jauh-jauh hari, ketika industri mengalami perlambatan hingga hanya mencapai 3,81.

Dengan kondisi tersebut, menurutnya, tentu akan sulit memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri. Sementara di saat yang sama, hal tersebut menjadi peluang bagi barang-barang impor murah meski berkualitas rendah, terutama dari Cina.

“Persoalannya sekarang, tanpa devaluasi saja kita sudah defisit. Kita sudah terbanjiri barang-barang dari Cina. Enggak bisa dibayangkan ketika yuan semakin mengalami devaluasi, pasti akan lebih murah lagi,” kata Enny.

Kemungkinan banjir barang impor asal Cina tersebut, menurutnya, harus dipersiapkan dengan baik oleh pemerintah, tidak hanya oleh Kementerian Perdagangan.

Koordinasi menurutnya, sangat mutlak untuk dilakukan, termasuk dengan lembaga seperti Badan Standardisasi Nasional sebagai filter kualitas produk impor yang masuk ke dalam pasar dalam negeri.

Tanpa filter tersebut, maka produk-produk impor tersebut akan benar-benar membanjiri pasar karena memiliki harga yang benar-benar murah jika dibanding produk dari dalam negeri.

Sementara itu, para produsen lokal pun masih tertekan oleh high cost economy karena mahalnya bahan baku impor akibat depresiasi rupiah terhadap dolar AS.

Menurutnya, kondisi itu membuat produk dalam negeri menjadi mahal, sementara barang-barang dari Cina terlihat seperti banting harga karena adanya devaluasi.

Enny menilai situasi saat ini benar-benar menjadi ancaman serius untuk neraca perdagangan Indonesia dengan Cina.

Sementara itu, meskipun rupiah mengalami depresiasi yang lebih dalam dibanding devaluasi Cina, hal tersebut sama sekali tidak terefleksi pada kinerja ekspor Indonesia.

Enny menilai hal itu disebabkan jenis produk ekspor yang sangat berbeda antara kedua negara.

Cina mengandalkan produk akhir dari hasil industri manufakturnya sebagai tulang punggung ekspor negara tersebut. Sehingga ketika yuan terdevaluasi, produk-produk ekspor Cina masih elastis.

Kondisi yang berbeda dialami Indonesia, dengan produk-produk ekspor yang inelastic karena didominasi komoditas-komoditas primer.

BISNIS.COM

Berita terkait

UMKM Tergencet Impor, Teten Masduki Usul Produk Cina Berlabuh Dulu di Papua

29 Maret 2023

UMKM Tergencet Impor, Teten Masduki Usul Produk Cina Berlabuh Dulu di Papua

Menteri Koperasi Teten Masduki mengusulkan supaya impor produk Cina masuk dari pelabuhan di Papua, tidak langsung masuk ke pasar Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Cina Kuasai 73 Persen Pasar Ponsel di Indonesia, Siapa Teratas?

7 September 2020

Cina Kuasai 73 Persen Pasar Ponsel di Indonesia, Siapa Teratas?

Ponsel asal Cina menguasai dua pertiga pangsa pasar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Virus Corona Belum Reda, Ini Daftar Larangan Impor Produk Cina

12 Februari 2020

Virus Corona Belum Reda, Ini Daftar Larangan Impor Produk Cina

Sementara virus corona masih menyebar, pemerintah melarang impor kuda, keledai, bagal dan hinnie termasuk bibitnya dari Cina.

Baca Selengkapnya

Virus Corona, Kemendag Stop Impor Produk Cina untuk Sementara

3 Februari 2020

Virus Corona, Kemendag Stop Impor Produk Cina untuk Sementara

Menyusul penyebaran virus corona, impor produk asal Cina akan dihentikan sementara.

Baca Selengkapnya

Cina Ngotot Soal Natuna, Pemerintah Diminta Ancam Pangkas Impor

3 Januari 2020

Cina Ngotot Soal Natuna, Pemerintah Diminta Ancam Pangkas Impor

Pemerintah diminta tegas menekan Cina yang masih ngotot mengklaim Laut Natuna di Kepulauan Riau.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Impor Barang Konsumsi Mayoritas Apel dan Jeruk Mandarin

16 Desember 2019

BPS Sebut Impor Barang Konsumsi Mayoritas Apel dan Jeruk Mandarin

BPS impor barang konsumsi melonjak 16,13 persen secara bulanan (mtm) atau naik sebesar US$ 231,7 juta.

Baca Selengkapnya

Bangkrut, 188 Industri Tekstil Jabar Relokasi ke Jateng

5 Oktober 2019

Bangkrut, 188 Industri Tekstil Jabar Relokasi ke Jateng

Sejak Januari 2018 hingga September 2019 tercatat 188 industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Jabar bangkrut dan relokasi ke Jateng.

Baca Selengkapnya

Impor Produk Cina Melonjak Rp 21 T, Mendag Bilang Bagus karena...

16 Agustus 2019

Impor Produk Cina Melonjak Rp 21 T, Mendag Bilang Bagus karena...

Menteri Perdagangan lonjakan impor produk Cina sepanjang Juli 2019 terbilang bagus karena didominasi barang modal, bukan konsumsi.

Baca Selengkapnya

Impor Cina Naik Rp 21 T,Menperin Akan Investigasi Praktik Dumping

16 Agustus 2019

Impor Cina Naik Rp 21 T,Menperin Akan Investigasi Praktik Dumping

Menteri Perindustrian bakal melakukan investigasi dumping, terkait melonjaknya impor barang dari Cina sepanjang Juli 2019 yang sebesar Rp 21 triliun.

Baca Selengkapnya

Impor Produk Cina Naik Rp 21 T dalam Sebulan, Ini Kata Kemendag

15 Agustus 2019

Impor Produk Cina Naik Rp 21 T dalam Sebulan, Ini Kata Kemendag

Kementerian Perdagangan belum bisa memastikan apakah penyebab banjir produk Cina impor itu adalah melemahnya mata uang Yuan.

Baca Selengkapnya