Garuda Batal Beli Pesawat, Anggota DPR: Uang Negara Aman

Reporter

Selasa, 18 Agustus 2015 14:01 WIB

Pesawat Garuda Indonesia tinggal landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, (11/2). ANTARA/Ismar Patrizki

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR Airlangga Hartarto setuju dengan gagasan Rizal Ramli soal pembelian pesawat Airbus A-350. Menteri Koooedinator Kemaritiman dan Sumber Daya itu minta Menteri BUMN Rini Seomarno membatalkan pembelian pesawat untuk Garuda Indonesia. Airlangga menganggap ide Rizal Ramli tepat untuk efisiensi.

Menurut Airlangga, pernyataan itu menjadi peringatan kepada Garuda yang merupakan badan usaha milik negara. Bahwa keputusan tersebut, kata dia, akan berdampak pada keuangan negara bila investasi tidak tepat sasaran. Hal yang sama, ujarnya, juga berlaku bagi penerbangan Garuda untuk jalur domestik yang termasuk andalan bagi keuntungan usaha perusahaan itu.

"Pesawat A350 berbadan lebar teknologi terkini merupakan penerbangan jarak jauh atau penerbangan internasional yang persaingannya cukup ketat,” ujarnya dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa, 18 Agustus 2015. Menurutnya, selain Qatar Airlines, pemain utama di rute internasional termasuk Singapore Airlines, Etihad, Emirat, Cathay Pacific , dan Eva Air yang secara kompetitif lebih efisien untuk menarik penumpang.

“Karena itu, langkah preventif yang dilakukan Menko Rizal Ramli sudah cukup tepat, dalam rangka melakukan efisiensi anggaran negara. Kita harus mengapresiasi langkah Rizal Ramli," kata Airlangga, Selasa, 18 Agustus 2015. Untuk pembelian 30 unit pesawat Airbus A350 dengan harga US245 juta per unit dibutuhkan dana sebanyak Rp99 triliun.

Pembiayannya direncanakan melalui Cina Avition Bank, bukan menggunakan bank domestik karena bank dalam negeri tidak bisa membiayai pinjaman jangka panjang ditambah tingkat suku bunga yang tidak kompetitif.

Dia menilai skema pembelian tersebut tergolong unik karena barang buatan Prancis itu dibeli dengan pembiayaan Cina. Padahal, neraca Garuda merugi Rp 4,87 triliun pada akhir 2014 dengan modal sebesar Rp 10 triliun. Pembelian pesawat itu akan memerlukan jaminan keuangan negara.

Berdasarkan aturan Bank Indonesia tentang keterbatasan Legal Lending Limit membuat bank terbesar seperti Bank Mandiri maupun Bank BRI tidak mampu menyediakan pembiayaan pembelian 30 pesawat Airbus.

Menurut Airlangga, pinjaman luar negeri memang cukup beresiko rugi seperti pernah terjadi pada Merpati Airlines. Saat itu Merpati juga menggunakan bank yang sama-sama dari Bank China. "Kalau pinjaman menggunakan jaminan pemerintah, maka pemerintah beresiko menanggung kerugian seperti yang dialami Merpati," katanya.

BISNIS.COM

Berita terkait

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

3 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

4 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

8 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

10 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

10 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

13 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

16 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

21 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

22 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

27 hari lalu

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

Perut kembung pada saat bepergian dengan penerbangan pesawat kerap terjadi karena perubahan tekanan udara dan pola makan.

Baca Selengkapnya