Bujet Perbaiki Pantura Rp 1,1 Triliun, Kenapa Tak Lewat Laut

Reporter

Jumat, 14 Agustus 2015 16:56 WIB

Suasana bongkar muat peti kemas di dermaga pelabuhan Tanjung Priok. Foto ini diambil dari atas udara. Jakarta, 3 Agustus 2015. Dimas Ardian/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) selama ini selalu menjadi masalah. Jalur itu diserbu pemudik saban tahun dan akibatnya pemerintah mengeluarkan anggaran besar untuk memperbaikinya. Seperti diketahui, pemerintah harus mengeluarkan anggaran pemeliharaan jalur Pantura berkisar Rp 1,1, triliun sampai Rp 1,6 triliun per tahun.

Mengapa duit sebanyak itu tak digunakan untuk memperbaiki transportasi lewat laut?
Kementerian Perhubungan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan tengah mempersiapkan studi kesiapan transportasi multimoda dalam penyelenggaraan short sea shipping di Jawa. Kajian itu untuk melihat potensi pengguna truk yang bisa beralih ke kapal laut untuk mengurangi beban jalur jalan terutama di Pantai Utara Jawa (Pantura).

Siti Fatimah, Kepala Puslitbang Manajemen Transportasi Multimoda, mengatakan pada studi terdahulu menyatakan bahwa kapal laut tidak bisa bersaing dengan jalur darat sehingga tidak diminati. Sementara, biaya perbaikan jalan akibat beban truk yang harus ditanggung pemerintah lebih besar yakni mencapai Rp 1,1 triliun sampai Rp 1,6 triliun.

"Penyelenggara angkutan barang itu pokoknya melihat biaya murah yang dikeluarkan," katanya, Kamis (13 Agustus 2015).

Dia menargetkan studi ini akan selesai pada akhir tahun sehingga dapat segera direkomendasikan kepada menteri untuk mengambil langkah kebijakan. Guru Besar Transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ofyar Z Tamin menuturkan hasil studi itu juga akan memberikan masukan kepada pemerintah terkait subsidi yang harus diberikan kepada operator kapal penyelenggarashort sea shipping

Dalam penelitian sebelumnya (Lohdaya Perkasa, 2014) bahwa bila disubsidi tarif angkutan short sea shipping dari Jakarta-Surabaya (PP) mampu bersaing dengan tarif moda truk. Selain itu, Ofyar menyatakan keberadaan kapal Roll on-Roll off (RoRo) yang tidak bisa menimbang besar angkut muatan truk dapat merugikan pemilik kapal.

"Masalah tonase tadi. Jangan jumlah truk , tapi tonasenya, Karena kalau satu truk itu 100 ton terus panjang, rugi dong dia ," ucapnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

1 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

1 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

1 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

4 hari lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

7 hari lalu

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

12 hari lalu

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.

Baca Selengkapnya

Dirjen Hubud Apresiasi Kinerja Karyawan AirNav

17 hari lalu

Dirjen Hubud Apresiasi Kinerja Karyawan AirNav

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.

Baca Selengkapnya

Arus Balik: Jumlah Penumpang Kereta hingga Angka Kecelakaan Turun

17 hari lalu

Arus Balik: Jumlah Penumpang Kereta hingga Angka Kecelakaan Turun

Setelah Lebaran 2024, gelombang arus balik memulai perjalanan banyak orang kembali ke perantauan

Baca Selengkapnya

Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

18 hari lalu

Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberangkatkan peserta arus balik gratis Lebaran 2024 dengan 160 bus.

Baca Selengkapnya