Tips Bereskan Piutang: Lepas Aset Rasio Kecukupan Modal Naik

Reporter

Jumat, 14 Agustus 2015 16:07 WIB

Ilustrasi asuransi. cbg.gm

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perusahaan asuransi terus menaikkan rasio kecukupan modal atau risk based capital. Caranya, di antaranya melepas aset investasi pada kuartal III/2015. Slamet R. Adijuwono, Direktur Keuangan PT Pan Pacific Insurance, mengaku melepas aset yang tidak likuid dan memindahkan portofolio deposito dari perbankan skala kecil ke skala yang lebih tinggi.

“Masih terus dilakukan untuk membereskan piutang, melepaskan aset-aset yang tidak perlu dan memindahkan ke portofolio lain supaya lebih bagus,” katanya Jumat 14 Agustus 2015.


Slamet memperkirakan porsi penempatan investasi perusahaan pada deposito mencapai 80 persen. Sisanya ditempatkan di obligasi, reksa dana, properti, dan lain-lain. Slamet melanjutkan, rasio RBC berada di kisaran 140 persen sampai Juli 2015. Ia terus berupaya posisi RBC lebih baik dan terus menjauhi batas minimal yang ditetapkan OJK 120 persen.


Slamet mengatakan, perseroan gencar menembut pertumbuhan sehingga membuat RBC terkikis. Ada metode perubahan pencadangan dalam International Financing Reporting Standards (IFRS) membuat liabilitas terus tercatat tinggi. “Mungkin mau jaga di 150 persen, tapi target RBC sampai akhir tahun pun susah diprediksi karena bergantung dengan suku bunga, jualan premi dan keadaan ekonomi lain,” ujarnya.

Dia mengatakan pihaknya juga tengah membicarakan kemungkinan injeksi modal dari pemegang saham untuk memperkokoh RBC. “Masih diskusi untuk jadi salah satu opsi, mungkin yang dibutuhkan sekitar Rp20-40 miliar ya,” katanya.

Sandy Wijaya, Direktur Utama PT Asuransi Rama Satria Wibawa, mengatakan pihaknya juga melakukan recovery aset guna meningkatkan RBC. Injeksi modal yang disuntik pemegang saham pada kuartal I/2015 terus membuat posisi RBC membaik. Sampai Juli 2015, dia mengatakan posisi RBC 154 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2014 122 persen. “Terus berjalan baik ya, kami terus memperbaiki internal kami setelah pada Juni tahun lalu RBC kami sempat minus di posisi 78 persen,” katanya.


Sampai akhir tahun, Slamet memperkirakan posisi RBC akan tetap terjaga diatas batas yang ditentukan OJK. Adapun, dia mengatakan pihaknya masih membutuhkan tambahan modal untuk perkembangan bisnis perseroan ke depan. Sampai saat ini, Sandy mengatakan jumlah modal perusahaan mencapai Rp 100 miliar dan pinjaman berbentuk subordinated loan senilai Rp 50 miliar.

Berita terkait

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

9 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

11 hari lalu

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.

Baca Selengkapnya

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

29 hari lalu

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

Apabila data yang diisi pada tiket tidak sesuai dengan identitas aslinya, maka penumpang Whoosh tersebut tidak ter-cover oleh asuransi.

Baca Selengkapnya

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

47 hari lalu

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

Prudential Indonesia menunjuk Tony Benitez sebagai CEO dan Presiden Direktur menggantikan Michellina Laksmi Triwardhany per 1 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

PTUN Menangkan Kresna Life, Pengamat Asuransi: Preseden Buruk bagi Industri Keuangan

47 hari lalu

PTUN Menangkan Kresna Life, Pengamat Asuransi: Preseden Buruk bagi Industri Keuangan

Putusan PTUN yang membatalkan keputusan OJK ihwal pencabutan izin usaha Kresna Life dinilai sebagai preseden buruk bagi industri keuangan.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Kresna Life di PTUN, OJK Ajukan Banding

47 hari lalu

Dikalahkan Kresna Life di PTUN, OJK Ajukan Banding

OJK akan mengajukan banding atas kasusnya melawan Kresna Life.

Baca Selengkapnya

PTUN Batalkan Pencabutan Izin Usaha Kresna Life, Bagaimana Respons OJK dan Seperti Apa Kronologinya?

47 hari lalu

PTUN Batalkan Pencabutan Izin Usaha Kresna Life, Bagaimana Respons OJK dan Seperti Apa Kronologinya?

PTUN Jakarta mengabulkan gugatan Michael Steven ihwal pembatalan keputusan OJK mengenai pencabutan izin usaha Kresna Life. Bagaimana respons OJK?

Baca Selengkapnya

KPK Selidiki Korupsi di PT Taspen, Begini Modus Investasi Fiktif Ala Taspen Life

50 hari lalu

KPK Selidiki Korupsi di PT Taspen, Begini Modus Investasi Fiktif Ala Taspen Life

Dugaan korupsi di PT Taspen, Taspen Life dengan modus investasi fiktif menambah daftar panjang kasus penyelewengan dana asuransi di Indonesia

Baca Selengkapnya

Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

22 Februari 2024

Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

Prudential Indonesia pada awal tahun ini telah meluncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture. Produk ini merupakan perlindungan jiwa jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Thailand Luncurkan Jaminan Kesehatan untuk Turis Asing sampai Rp438 Juta

17 Februari 2024

Thailand Luncurkan Jaminan Kesehatan untuk Turis Asing sampai Rp438 Juta

Kompensasi turis di Thailand berdasarkan kasus, misalnya, jika kehilangan penglihatan atau cacat permanen, besarnya adalah Rp131 juta.

Baca Selengkapnya