Mal dan Ritel Jadi Tumpuan Bisnis Properti Jakarta  

Reporter

Selasa, 11 Agustus 2015 14:26 WIB

Ilustrasi Mall di Jakarta. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) memprediksi hingga akhir tahun pertumbuhan bisnis properti di Jakarta dan sekitarnya akan lebih ditopang oleh sektor ritel.

Amran Nukman, Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta, mengatakan segmen ritel, yakni pusat perbelanjaan masih bisa bertahan dari kelesuan yang melanda sektor properti. "Yang masih kuat bertahan mal dan ritel saja," seperit dikutip dari harian Bisnis Indonesia, Selasa, 11 Agustus 2015.

Menurut Amran, segmen ritel masih bisa bertahan karena tingkat konsumsi masyarakat masih berada dalam tren optimis kendati mulai melandai. Bank Indonesia mencatat, per Juli 2015 indeks keyakinan konsumen masih tercatat di level optimistis sebesar 109,9.

Namun, para pengembang di segmen ritel, menurut Amran, rela mengurangi margin dengan menahan harga sewa. Padahal, biaya operasional terutama upah tenaga kerja mengalami tren kenaikan. Sebagaimana diketahui, upah minimum provinsi di DKI Jakarta tahun ini mengalami kenaikan sebesar 10,6 persen menjadi Rp 2,7 juta.

Amran mengakui, moratorium izin pembangunan pusat perbelanjaan baru yang dimulai sejak 2012 cukup menguntungkan pengembang yang memiliki portofolio di segmen ritel.

Dengan kata lain, pasokan ruang ritel tetap terjaga seiring perlambatan permintaan. Padahal, di segmen perkantoran, pasokan berlebih, sementara tingkat hunian tumbuh tipis.

James Austen, Head of Retail JLL Indonesia, mengatakan peritel asing tetap memandang positif pasar ritel Indonesia, tercermin dari pembukaan gerai-gerai busana dan makanan.

Hingga kuartal II 2015, tingkat hunian di segmen ritel turun 100 basis poin menjadi 91 persen. "Ini tidak mengalami perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kuartal I 2015," katanya.

Senada, Head of Research and Advisory Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo mengatakan minat perusahaan asing untuk menginjakkan kaki di pusat perbelanjaan Jakarta masih tinggi, didorong optimisme pertumbuhan kelas menengah.

Kontributor okupansi berikutnya setelah fashion ialah penyewa dari perusahaan makanan dan minuman (F&B/ food and beverage), kemudian non-F&B seperti pusat hiburan, perawatan kecantikan, dan kosmetik, tulisnya dalam riset yang dikutip Bisnis.com.

Arief menilai, tingkat okupansi pusat perbelanjaan juga stabil sebagai dampak dari moratorium izin pembangunan mal baru. Dia menyebut jumlah pasokan kumulatif ruang perbelanjaan di Jakarta mencapai 3,98 juta meter persergi dengan porsi 72% untuk sewa dan 28% untuk strata.

Di paruh kedua tahun ini, Cushman & Wakefield Indonesia memperkirakan tambahan ruang ritel sebesar 3,9% atau 154.300 meter persegi. Jika pembangunan tambahan ruang ritel itu tepat waktu, pasokan akan bertambah menjadi 4,14 juta meter persegi.

BISNIS.COM

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

19 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

56 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024

57 hari lalu

Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024

Alex Villas Group memprediksi bisnis properti di Bali akan menguat pada 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif CEO Rumah123 Wasudewan: Rumah Tapak Masih jadi Favorit

2 Maret 2024

Wawancara Eksklusif CEO Rumah123 Wasudewan: Rumah Tapak Masih jadi Favorit

Kepada Tempo, CEO Rumah123, Wasudewan menyebutkan dalam tiga tahun terakhir, tren pencarian properti tak banyak berubah. Simak wawancara lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Harga Hunian Naik Tapi Penjualan Tetap Meningkat, Mayoritas Beli dengan KPR

19 Februari 2024

Harga Hunian Naik Tapi Penjualan Tetap Meningkat, Mayoritas Beli dengan KPR

Bank Indonesia mencatat adanya kenaikan harga properti jenis hunian di pasar primer pada kuartal IV 2023. KPR jadi sumber pendanaan pembelian.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Investasi Properti: Pengertian, Jenis, dan Keuntungan

30 Oktober 2023

Investasi Properti: Pengertian, Jenis, dan Keuntungan

Investasi properti kini semakin dilirik karena nilainya yang terus naik. Namun, sebelum berinvestasi wajib mengetahui jenis dan keuntungannya.

Baca Selengkapnya

5 Cara Investasi Properti yang Mudah untuk Pemula

25 Oktober 2023

5 Cara Investasi Properti yang Mudah untuk Pemula

Penting bagi pemula memahami cara investasi properti dengan strategi cerdas agar tidak merugi dan mendapat untung. Mari simak tipsnya.

Baca Selengkapnya

Pengertian dan Peran PPJB dalam Transaksi Jual Beli Properti

12 September 2023

Pengertian dan Peran PPJB dalam Transaksi Jual Beli Properti

PPJB adalah dokumen penting dalam transaksi properti di Indonesia. Apa itu PPJB beserta peran dan contohnya? Simak penjelasannya ini.

Baca Selengkapnya

Lika-liku Taipan Srettha Thavisin yang Kini Jadi Perdana Menteri Thailand

23 Agustus 2023

Lika-liku Taipan Srettha Thavisin yang Kini Jadi Perdana Menteri Thailand

Srettha Thavisin, pimpinan salah satu pengembang real estate terbesar di Thailand, terpilih sebagai perdana menteri pada Selasa, 22 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya