TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemerintah menganggarkan dana penanganan flu burung sebesar Rp 200 miliar pada tahun depan. Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan, dana itu untuk kegiatan bio security, pengawasan, dan pembersihan peternakan. "Juga akan merekrut puluhan tenaga dokter hewan serta menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi," kata Anton kepada pers di Istana Negara.Anton mengatakan, dana ini jauh lebih besar dari pada komitmen tawaran bantuan dari Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda sebesar US$ 10 juta (sekitar Rp 100 miliar). "Bentuk bantuannya masih akan dibahas," kata dia. Sedangkan tawaran bantuan dari Bank Dunia, kata dia, masih belum berupa angka. Bank Dunia masih berusaha mengumpulkan dana dari donor.Anton mengatakan, besaran dana itu menunjukkan bahwa negara barat melihat flu burung tidak bisa begitu saja ditangani lewat pemusnahan massal. Ini karena saat melakukan pemusnahan di Tangerang, Indonesia mengeluarkan dana sampai US$ 80 juta (sekitar Rp 800miliar.Kasus pemusnahan massal di Thailand, menurut Anton, menunjukkan bahwa langkahitu tidak efektif. Virus kembali muncul di daerah yang ternaknya sudah dimusnahkan. "Dengan pemusnahan ternak, virus tidak otomatis hilang," kata dia.Di Belanda cara ini dilakukan. Namun, sistem peternakan di negara itu terbilang jauh lebih moderen dan teratur dibandingkan Indonesia. Lagi pula jumlah ternak unggas yang dimusnahkan cuma 30 juta ekor atau sepertiga dibandingkan total populasi ternaknya. Di Indonesia, kata dia, ternak ayam tersebar di peternakan kecil dan rumah-rumah tangga. Budiriza
Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
1 hari lalu
Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.