Indonesia Terlambat Menyadari Potensi Diaspora

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 5 Agustus 2015 14:53 WIB

Dino Patti Djalal, mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat beri sambutan dalam penutupan Luvinary Adventure: From Banten to Bali, acara yang digelar Gugus Tugas Kuliner, Diaspora Indonesia di Jakarta (4/6). (TEMPO/Natalia Santi)

TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya Kementerian Luar Negeri M. Wahid Supriyadi mengatakan Indonesia terlambat menyadari potensi diaspora. Padahal, kata Wahid, jaringan diaspora di luar negeri bisa memberi kontribusi besar pada negara bila dimanfatkan.

"Kita sangat kalah dibanding Tiongkok dan India. Bahkan Vietnam sekarang juga sudah memahami manfaat diaspora," kata Wahid di Kementerian Luar Negeri, Rabu, 5 Agustus 2015.

Pesatnya kemajuan Tiongkok, kata Wahid, adalah berkat kontribusi diasporanya. Dalam dua puluh tahun pertama sejak 1979, Wahid menyebut investasi diaspora Tiongkok mencapai USD 300 ribu miliar.

Indonesia sendiri baru menggagas jaringan diaspora pada 2012 atas prakarsa Dino Patti Djalal. Selama ini, ujar Wahid, raga Indonesia di luar negeri berkumpul hanya berdasarkan kesamaan agama, suku, atau profesi. "Sekarang ada diaspora sebagai payungnya," ucap Wahid.

Ketua Indonesian Diaspora Mohamad Al Arief menyebut saat ini ada 7 juta diaspora Indonesia di seluruh dunia. Jumlah ini masih kalah jauh dibanding Tiongkok yang mempunyai 80 juta diaspora dan India yang memiliki 60 juta diaspora. "India bahkan punya kementerian sendiri yang mengurusi 60 juta orang itu," kata Arief.

Sejak kongres diaspora pertama digelar di Los Angeles dua tahun lalu telah terbentuk 74 chapter diaspora di 44 negara. Arief menyebut kekuatan utama diaspora Indonesia adalah semangat dan kecintaan pada Tanah Air. "Saya sudah mengunjungi berbagai titik diaspora di dunia. Mereka bersemangat melakukan upaya konkret demi Tanah Air," kata Arief.

Pada 12-14 Agustus mendatang, kongres diaspora ketiga akan digelar di Jakarta. Arief menargetkan ribuan diaspora dari seluruh dunia turut hadir. Kongres ini juga terbuka untuk umum.

Kongres diaspora bertujuan mensinergikan orang Indonesia yang ada di luar negeri dengan segenap komponen bangsa di Tanah Air, baik dari kalangan pemerintah, legislatif, sektor swasta akademisi, dan masyarakat sipil.

Beberapa isu yang menjadi tema dalam kongres kali ini adalah perihal kota layak huni, kesehatan, pendidikan tinggi, ekonomi, kuliner, ekonomi kreatif, dwikewarganegaraan, kemaritiman, kepemudaan, dan masih banyak lagi.

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Berita terkait

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

15 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

16 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

1 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

2 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

2 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

8 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

9 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

11 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

11 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

12 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya