Sempat Bikin Pusing Jokowi, Rupiah Hari Ini Naik 25 Poin

Reporter

Selasa, 4 Agustus 2015 13:15 WIB

Tumpkan uang milik pedagang uang di kawasan Kota Tua, Jakarta, (9/8). Setiap uang kelipatan seratus ribu rupiah, pedagang mengambil untung sepuluh ribu rupiah. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta -Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa 4 Agustus 2015 pagi menguat, naik 21 poin menjadi Rp13.484 per dolar Amerika Serikat dibandingkan posisi terakhir kemarin. Pada sesi jeda siang ini, menguat lagi 0,19% pada jeda siang ini ke level Rp13.504 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, mengatakan Bank Indonesia masih berjaga di pasar valas domestik dan itu menjadi salah satu faktor yang menopang rupiah berada di area positif.

Selain itu, menurut Rully Nova, adanya harapan positif terhadap realisasi penyerapan anggaran belanja modal pemerintah pada semester kedua yang akan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya menambah sentimen positif bagi rupiah. "BI akan tetap menjaga fluktuasi rupiah, ditambah adanya harapan percepatan penyerapan anggaran belanja modal akan menjaga rupiah untuk bergerak stabil," katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan nilai tukar dolar AS turun merespons data manufaktur Amerika Serikat yang di bawah estimasi sehingga mengoreksi harapan terhadap kenaikan suku bunga the Federal Reserve dalam waktu dekat.

Ia mengemukakan bahwa Institute for Supply Management (ISM) mencatat data manufaktur Amerika Serikat tercatat 52,7 pada Juli, turun dari 53,5 pada Juni.

Sementara belanja konstruksi Amerika Serikat mencatatkan kenaikan terendah dalam lima bulan terakhir.

Kendati demikian, menurut dia, pelemahan dolar AS tidak akan berlangsung lama menyusul proyeksi angka produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua 2015 turun dari 4,7 persen ke 4,6 persen secara tahunan. "Mata uang rupiah berpeluang kembali tertekan pada hari ," katanya.

Seperti diketahui, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar membuat Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku pusing. Melemahnya nilai tukar rupiah membuat pemerintah mesti bekerja ekstra keras untuk menjaga kestabilan ekonomi. "Saya yang pusing menjaga kondisi ini," ujar Jokowi di pelabuhan peti kemas di Soekarno - Hatta Makassar, Senin, 3 Agustus 2015. (Baca: Depresiasi Rupiah, Ketua DPR Minta Pemerintah Gerak Cepat)

Meski begitu, menurut Jokowi, kondisi saat ini justru membuat sejumlah eksportir untung. "Saya tetap optimis bahwa bahwa kondisi perlemahan rupiah bisa mendapatkan keuntungan terutama buat para eksportir, Senang tidak kalau dolar naik?" kata Jokowi. Pertanyaan yang dilontarkan Jokowi ini, langsung ditanggapi oleh para pengusaha eksportir secara serentak menjawab "Senang".

ANTARA

Berita terkait

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

1 jam lalu

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

Baleg DPR siapa menteri yang ditunjuk presiden untuk membahas RUU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

2 jam lalu

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Ekonom Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo-Gibran berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Revisi Aturan tentang Pengetatan Impor, Begini Penjelasan Airlangga

2 jam lalu

Jokowi Revisi Aturan tentang Pengetatan Impor, Begini Penjelasan Airlangga

Presiden Joko Widodo telah merevisi aturan Kementerian Perdagangan tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor menjadi Permendag baru Nomor 8 Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

3 jam lalu

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru KRIS, DJSN: Iuran BPJS Kesehatan Tidak Akan Sama, yang Kaya Tetap Bantu yang Miskin

3 jam lalu

Aturan Baru KRIS, DJSN: Iuran BPJS Kesehatan Tidak Akan Sama, yang Kaya Tetap Bantu yang Miskin

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Agus Suprapto menyatakan pihaknya masih membahas soal besaran iuran untuk peserta BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Ngabalin Tak Terima PDIP Sebut Jokowi Menyibukkan Diri: Jangan Gitu Ngomongnya

4 jam lalu

Ngabalin Tak Terima PDIP Sebut Jokowi Menyibukkan Diri: Jangan Gitu Ngomongnya

Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Ngabalin keberatan jika Jokowi disebut menyibukkan diri oleh PDIP.

Baca Selengkapnya

Tolak Revisi UU MK, 26 Akademisi Kirim Surat Terbuka ke Jokowi dan Puan

4 jam lalu

Tolak Revisi UU MK, 26 Akademisi Kirim Surat Terbuka ke Jokowi dan Puan

Puluhan akademisi menolak revisi UU MK dengan mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi dan Ketua DPR Puan Maharani. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

5 jam lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Antara Surplus 48 Bulan Berturut-turut, Ekspor Turun dan Pembatasan Impor Jokowi

6 jam lalu

Antara Surplus 48 Bulan Berturut-turut, Ekspor Turun dan Pembatasan Impor Jokowi

Indonesia kembali mencatat surplus perdagangan 48 bulan berturut-turut pada April 2024

Baca Selengkapnya

Pengurus GP Ansor Bertemu Jokowi di Istana Negara, Berikut Profil Gerakan Pemuda Ansor

7 jam lalu

Pengurus GP Ansor Bertemu Jokowi di Istana Negara, Berikut Profil Gerakan Pemuda Ansor

Jajaran pengurus GP Ansor menemui Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024. Berikut profil Gerakan Pemuda Ansor.

Baca Selengkapnya