Impor Bahan Baku Industri di Jawa Timur Meningkat Tajam

Reporter

Rabu, 15 Juli 2015 16:46 WIB

Ilustrasi Industri Baja dan Besi. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Surabaya - Badan Pusat Statistik Jawa Timur mencatat nilai impor pada Juni 2015 meningkat mencapai US$ 1.808 juta dibanding pada Mei yang hanya US$ 1.768 juta. Peningkatan impor sebesar 2,26 persen ini terjadi karena kebutuhan industri untuk membeli bahan baku melonjak tajam.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur M. Sairi Hasbullah mengatakan lonjakan permintaan bahan baku industri tersebut masih terjadi hingga Juli ini. “Bahan baku industri memang mengalami kenaikan. Ini adalah sinyal akan terjadi peningkatan produksi,” ujarnya, Rabu, 15 Juli 2015.

Menurut Sairi, kelompok bahan baku yang menyumbang peningkatan nilai impor yakni mesin dan peralatan mekanik. Pada Juni lalu, nilai dua komoditas itu meningkat menjadi US$ 155 ribu. Padahal pada Mei masih US$ 125.

Sairi menuturkan permintaan terbesar bahan baku di Jawa Timur masih didominasi barang impor dari Cina. Jumlahnya cukup fantastis, yakni mencapai US$ 382 juta atau 23 persen dari total kebutuhan impor di Jawa Timur. Cina diikuti Amerika Serikat dengan nilai impor US$ 132 juta dan Thailand sebesar US$ 78 juta.

“Artinya, negara kita masih sangat bergantung pada Tiongkok. Bahayanya, jika terjadi gejolak ekonomi di Cina, pasti perekonomian kita akan sangat terkena dampak,” katanya.

Meski begitu, Sairi tetap optimistis melihat kondisi perekonomian Jawa Timur karena lonjakan permintaan impor tersebut tidak untuk sektor konsumsi maupun permodalan. Artinya, besar kemungkinan bahwa tingkat produktivitas industri akan melonjak pasca-Lebaran.

Apalagi, tutur dia, Presiden Joko Widodo telah mengimbau pembatasan terhadap impor barang kebutuhan pokok. Meski tidak secara langsung bisa diubah, impor itu secara bertahap bisa dialihkan. Menurut Sairi, peningkatan produktivitas nasional dapat terlaksana meski untuk sementara bahan bakunya masih impor.

Adapun nilai ekspor di Jawa Timur pada Juni lalu mengalami kenaikan tipis 0,37 persen atau mencapai US$ 1.514 juta. Sebelumnya, nilai ekspor di Jawa Timur US$ 1.509 juta. “Komoditas ekspor kita masih perhiasan,” ujarnya.

Tujuan ekspor Jawa Timur yang terbesar masih Jepang dengan nilai US$ 204 juta, diikuti Amerika Serikat US$ 169 juta, dan Cina senilai US$ 153 juta. “Tapi nilai ekspor perhiasan kita hanya US$ 164 juta atau turun 35 persen dibanding bulan sebelumnya," ucapnya.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

14 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

1 hari lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

2 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

2 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

3 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya