Agung Podomoro Sulap Sampah Apartemen Jadi Gas Metana  

Reporter

Sabtu, 27 Juni 2015 13:36 WIB

Pemulung mengais sampah di areal Adang, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantar Gebang, Bekasi, 12 Mei 2015. Kesehatan warga setempat terus terancam dengan limbah air sampah yang bisa sewaktu-waktu tercampur dengan air tanah. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk melalui Yayasan Agung Podomoro Land (YAPL) menginisiasi gerakan Green Waste atau pengelolaan sampah dengan alur daur ulang. Dengan menggandeng PT Prima Buana Internusa, YAPL menyulap sampah rumah tangga di kawasan Agung Podomoro City, Jakarta Barat menjadi kompos dan Gas Metana.

Wakil Ketua 1 Yayasan Agung Podomor Land Indra Antono mengatakan superblok Agung Podomoro City di jl. S Parman kini terdiri dari 20 menara apartemen. Adapun total sampah rumah tangga setiap harinya mencapai 3 hingga 4 kubik.

Melihat kondisi seperti itu, YAPL terpanggil untuk mengelola sampah supaya bermanfaat dari segi sosial maupun lingkungan, katanya saat ditemui Bisnis di kompleks pengelolaan sampah Agung Podomoro City, akhir pekan ini.

Sebenarnya, lanjut dia, pengelolaan sampah metode Green Waste bukanlah barang baru bagi YAPL. Beberapa proyek Agung Podomoro lainnya sudah menerapkan konsep serupa di kompleks Kalibata City, Sudirman Park, CBD Pluit dan Gading Nias Residence. Namun, pengelolaan menjadi gas metana adalah yang pertama diaplikasikan di proyek mentereng di Jakarta Barat ini.

Penanggung Jawab Divisi Lingkungan Hidup YAPL Kadek R Biantara menjelaskan tranformasi dari sampah rumah tangga menjadi gas metana yang
membutuhkan beberapa tahapan.

Pertama, sampah dari 20 menara apartemen dikumpulkan menjadi satu di sebuah ruangan khusus berukuruan 260 meter persegi. Tempat penampungan sampah tersebut berjarak sekitar 500 meter dari APL Tower dan Menara Central Park.

Langkah selanjutnya, sampah dipilah antara organik dan anorganik. "Hingga tahap ini kami bersinergi dengan tenaga cleaning service, pemulung dan pengepul sampah atau barang bekas," ujarnya.

Setelah itu, jenis sampah organik ditampung dan diolah di fasilitas pengelolaan sampah Green Waste. Alat pengelola ini berupa bejana hitam berdiameter 50 centimeter. Di dalam alat ini, proses Green Waste berlangsung sehingga hasilnya berupa kompos dan gas metana.

Dari bejana tersebut, tersambung pipa panjang yang mampu mentransfer gas metana ke rumah warga di sekeliling proyek Agung Podomor City agar dapat dimanfaatkan untuk memasak.

Kadek menjelaskan, YAPL hanya memerlukan modal sekitar Rp60 juta untuk tiga bejana tersebut. Modal tersebut dinilai kecil ketimbang efek berganda kepada masyarakat sekitar proyek pengembangan.

"Memang baru dua rumah masyarakat yang baru disalurkan gas metana karena ini adalah program baru. Kami masih membutuhkan kelengkapan teknologi lainnya agar gas metana ini dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak," terangnya.

Sementara itu di sisi lain, sampah anorganik juga dapat dijadikan lahan bisnis oleh pemulung di mana hasilnya dapat dijual ke pengepul untuk kemudian masuk ke indistri daur ulang.

Menurutnya, superblok-superblok di Jakarta harus menerapkan strategi Green Waste dan berperan meringankan beban sampah Ibu Kota. Pasalnya, kondisi sampah di Jakarta sudah memprihatikan.

Berdasarkan data yang dihimpun YAPL, setiap hari ada 6.500 ton sampah baru yang berasal dari warga Jakarta. Semua sampah harus segera dikirim ke tempat pembuangan akhir di Bantar Gebang, sedangkan khusus Bulan Puasa Ramadan, Pemerintah Provinsi Jakarta mencatat ada penambahan sampah sedikitnya 20% atau menjadi 7.800 ton per hari, yang dilayani oleh 1.110 truk pengangkat sampah.

BISNIS.COM

Berita terkait

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

6 Juli 2022

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.

Baca Selengkapnya

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

31 Maret 2022

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

29 Juli 2021

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh

Baca Selengkapnya

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

28 Juli 2021

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

2 Juni 2021

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.

Baca Selengkapnya