Rupiah Bisa Menguat, Ini Sejumlah Syarat Menurut Gubernur BI

Reporter

Selasa, 23 Juni 2015 10:49 WIB

Agus D.W. Martowardojo. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan nilai tukar rupiah masih akan sulit menguat dalam waktu dekat apabila tidak ada reformasi struktural yang konsisten dan berkesinambungan. "Indonesia harus bisa konsisten melaksanakan reformasi struktural dengan baik. Ada pengendalian inflasi dan upaya mengelola transaksi berjalan yang sehat," katanya di Jakarta, Senin malam, 22 Juni 2015.

Agus menjelaskan kondisi rupiah saat ini sedang tertekan oleh fenomena "super dolar". Situasinya bisa bertambah buruk apabila tidak ada upaya dari pemerintah untuk melanjutkan reformasi, terutama memperbaiki kinerja neraca transaksi berjalan.

Keberlangsungan reformasi sangat penting karena negara-negara yang mata uangnya tengah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat adalah negara dengan defisit transaksi berjalan buruk, laju inflasi tinggi, dan fundamental ekonomi yang rentan.

"Tapi kalau negara itu melakukan reformasi dengan kuat dan bisa memperbaiki transaksi berjalan dengan baik, maka mata uangnya bisa terjaga dari depresiasi yang besar. Contohnya adalah India. Negara ini membangun confidence (kepercayaan)," ujar Agus. Salah satu upaya mengelola reformasi struktural adalah terus memperbaiki defisit transaksi berjalan. "Kita harus pandai mengelola defisit itu dengan baik," ujar Agus.

Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi seiring dengan penguatan dolar AS yang didukung Quantitative Easing Bank Sentral Eropa, dinamika negosiasi fiskal Yunani, dan kekhawatiran perlambatan perekonomian domestik.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam mengendalikan defisit transaksi berjalan yang diarahkan pada kisaran 2,5 persen-3 persen terhadap PDB dalam jangka menengah dan menjaga inflasi pada sasaran empat plus minus satu persen.

Namun Bank Indonesia mewaspadai kemungkinan tingginya impor barang modal yang dibutuhkan untuk mendorong investasi serta tingginya laju inflasi apabila volatile food tidak dikelola dengan baik. Kondisi ini membuat pergerakan nilai tukar rupiah rata-rata setahun pada 2016 diprediksi pada kisaran Rp 13 ribu-13.400 atau direvisi dari asumsi sebelumnya Rp 12.800-13.200, meskipun ada upaya pengendalian defisit transaksi berjalan.

ANTARA

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

30 menit lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

5 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

9 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

10 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya