Masyarakat Transportasi Tidak Setuju Program Mudik Gratis

Reporter

Minggu, 21 Juni 2015 08:16 WIB

Ekspresi calon peserta mudik gratis 2015 saat mengisi formulir di Gedung Cipta, Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, 16 Juni 2015. TEMPO/ M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit mengaku tidak setuju dengan keberadaan program mudik gratis yang disediakan pemerintah maupun swasta kepada msyarakat. Ia beralasan, keberadaan mudik gratis merusak tatanan mudik dengan menggunakan kendaraan umum reguler.

“Angkutan-angkutan yang bergabung di Organda ini, seharusnya diberdayakan, yang reguler,” kata Danang dalam diskusi Teras Kita di Solaria, FX Mall, Jakarta Selatan, Sabtu 20 Juni 2015. Ia mengatakan seharusnya pemerintah dapat memanfaatkan kendaraan-kendaraan umum milik Organda yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Dua tahun lalu kami sudah pernah menghitung, jumlah bus yang tidak terpakai di luar pulau Jawa sangat banyak, kira-kira 30 persen,” kata Danang. Ia menilai kondisi seperti ini seharusnya dapat dimanfaatkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan mudik masyarakat yang berada di Pulau Jawa.

Ia mengusulkan kendaraan milik Organda di luar Jawa tersebut dibawa menyeberang ke Pulau Jawa untuk dimanfaatkan selama masa mudik. “Saat lebaran dibawa ke Jawa dan diberi izin sementara. Bisa diangkut dengan kapal-kapal,” kata dia.

Ia mengatakan inovasi-inovasi tersebut seharusnya bisa dilakukan oleh pemerintah dalam menangani lonjakan penumpang, dibandingkan dengan hanya menambah armada atau jumlah ruas jalan setiap tahunnya. Saran ini menurut dia juga dapat menghindari penurunan jumlah penumpang yang diakibatkan program mudik gratis.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Eddi juga mengakui program mudik gratis yang dilakukan banyak pihak membuat anggota organda berteriak. “Seharusnya waktu panen, tapi malah tidak panen,” kata Eddi.

Ia mengatakan kondisi ini memang seharusnya dapat diatasi lebih baik ditahun-tahun mendatang dengan komunikasi yang dilakukan antara pemerintah dengan organda. Ia mengatakan ide yang diusulkan oleh Masyarakat Transportasi Indonesia memang sangat memungkinkan dilakukan.

Eddi mengaku setuju dengan ide tersebut, dan meyakinkan ide tersebut dapat dilaksanakan. “Secara izin memungkinkan, karena di terminal kami bisa perintahkan dan keluarkan izin untuk merubah trayek tambahan,” kata dia.

MAYA NAWANGWULAN

Berita terkait

MTI Dukung Peremajaan Kapal PELNI, Jangan Tunggu Tenggelam

35 hari lalu

MTI Dukung Peremajaan Kapal PELNI, Jangan Tunggu Tenggelam

Djoko Setijowarno mendukung rencana penggantian kapal PT Pelni yang sudah tua. Kejadian kapal karam jangan sampai terulang lagi.

Baca Selengkapnya

Catatan MTI Soal LRT Jabodebek Bermasalah 2 Hari Setelah Diresmikan: Lampu Padam hingga Kereta Terhenti

2 September 2023

Catatan MTI Soal LRT Jabodebek Bermasalah 2 Hari Setelah Diresmikan: Lampu Padam hingga Kereta Terhenti

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memberikan sejumlah catatan soal operasional LRT Jabodebek yang bermasalah dua hari setelah diresmikan.

Baca Selengkapnya

Tidak Harus Disubsidi, Ini Potensi Pendapatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung untuk Tutupi Biaya Operasi

15 Agustus 2023

Tidak Harus Disubsidi, Ini Potensi Pendapatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung untuk Tutupi Biaya Operasi

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) membeberkan potensi pendapatan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Buka Kembali Ekspor Pasir Laut Setelah 20 Tahun Dilarang, MTI Pertanyakan Program Insentif Kendaraan Listrik

28 Mei 2023

Terkini: Jokowi Buka Kembali Ekspor Pasir Laut Setelah 20 Tahun Dilarang, MTI Pertanyakan Program Insentif Kendaraan Listrik

Presiden Jokowi menerbitkan PP Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut. Aturan itu termasuk ekspor pasir laut.

Baca Selengkapnya

Dishub DKI Sebut Rekayasa Lalin di Simpang Santa Tak Berhasil, Pakar: Bisa Beri Kesan Kurang Baik ke Masyarakat

22 April 2023

Dishub DKI Sebut Rekayasa Lalin di Simpang Santa Tak Berhasil, Pakar: Bisa Beri Kesan Kurang Baik ke Masyarakat

Dishub DKI sebut rekayasa lalin di Simpang Santa tidak memberikan hasil yang baik. Pakar sebut hal ini dapat buat kesan kurang baik di masyarakat

Baca Selengkapnya

Pakar dari UGM Sebut Kesiapan Transportasi Jadi Hal Utama untuk Mudik Lebaran

18 April 2023

Pakar dari UGM Sebut Kesiapan Transportasi Jadi Hal Utama untuk Mudik Lebaran

Pakar Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM mengatakan sektor transportasi harus dipersiapkan secara matang menjelang mudik lebaran.

Baca Selengkapnya

MTI Beberkan Syarat Jumlah Penumpang Kereta Cepat Mencapai Target

1 Desember 2022

MTI Beberkan Syarat Jumlah Penumpang Kereta Cepat Mencapai Target

Ketua MTI Djoko Setijowarno mengatakan aksesbilitas transportasi umum menjadi keberhasilan dalam menjaring penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya

MTI Sebut Ojol Bisnis Gagal: Driver Tak Punya Hari Libur dan Jaminan Kesehatan

10 Oktober 2022

MTI Sebut Ojol Bisnis Gagal: Driver Tak Punya Hari Libur dan Jaminan Kesehatan

Djoko mengatakan kegagalan bisnis transportasi daring sudah terlihat dari pendapatan yang diperoleh mitranya atau driver ojol.

Baca Selengkapnya

MTI: Stasiun Manggarai Jadi Sentral Mesti Didukung Fasilitas Eksternal

28 Mei 2022

MTI: Stasiun Manggarai Jadi Sentral Mesti Didukung Fasilitas Eksternal

MTI mengatakan pemindahan layanan kereta jarak jauh ke Stasiun Manggarai harus disertai fasilitas pendukung layanan eksternal.

Baca Selengkapnya

Evaluasi Mudik, MTI: Rest Area Masih Jadi Momok Kemacetan

9 Mei 2022

Evaluasi Mudik, MTI: Rest Area Masih Jadi Momok Kemacetan

MTI melihat ada dua hal yang menjadi pemicu kemacetan lalu-lintas arus mudik dan balik Lebaran 2022. Pertama, rest area. Kedua, ketidaksiplinan.

Baca Selengkapnya