Nelayan Ragu Kredit Lunak Menteri Susi Bisa Tepat Sasaran  

Reporter

Jumat, 19 Juni 2015 13:24 WIB

Sejumlah warga menurunkan ikan dari perahu saat kapal nelayan tiba di lokasi penjualan ikan di pantai Wadu Mbolo, Bima, Nusa Tenggara Barat, 14 Maret 2015. TEMPO/Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Lamongan - Para nelayan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menolak program kredit lunak yang ditawarkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan syarat mau meninggalkan alat cantrang. Nelayan ragu program kredit lunak itu bisa jalan karena sebelumnya telah ada program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Faktanya, yang menggunakan kredit itu (KUR) pengusaha, bukan nelayan,” ujar Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Lamongan Agus Mulyono, Jumat, 19 Juni 2015.

Agus, yang juga Kepala Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, mengatakan program kredit lunak tersebut dia nilai tidak cocok. Selain kemampuan nelayan tradisional terbatas, rata-rata mereka adalah nelayan musiman. "Karena ekonominya terbatas, tidak ada yang mereka agunkan jika berhubungan dengan perbankan," kata Agus.

Persoalan lain, kata Agus, bila nelayan diminta meninggalkan perahu cantrang atau payang, aset bernilai ratusan miliar itu mau dikemanakan. Menurut Agus, terdapat lebih dari 640 perahu dan kapal ukuran sedang jenis cantrang di Lamongan. Perahu jenis itu sudah dipakai nelayan bertahun-tahun. “Ucapan Menteri Susi hanya propaganda belaka,” tuturnya.

Di Paciran dan Brondong, tutur Agus, terdapat lebih dari 17 ribu nelayan. Saat ada program KUR, yang banyak mengambil justru para pengusaha yang memiliki bisnis perikanan besar, seperti usaha pengalengan, pengasapan, dan sejenisnya. "Pengusaha ini yang punya agunan, kalau nelayan kecil tidak punya," ucapnya.

Agus menyarankan agar Menteri Susi bersikap realistis dengan mencabut kembali Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015. Sebab, aturan tersebut merugikan nelayan di hampir seluruh Tanah Air. “Sudahlah dicabut saja,” ujarnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lamongan Suyatmoko belum dapat dihubungi. Dia tidak menjawab panggilan telepon dari Tempo.

Menteri Susi Pudjiastuti pernah mengatakan telah menyiapkan program kredit lunak bagi nelayan cantrang yang mau beralih ke alat tangkap lingkungan. Tak tanggung-tanggung, sudah ada tujuh bank yang siap menyalurkan kredit lunak untuk nelayan. "Total kreditnya senilai Rp 7,15 triliun," kata Susi di kantornya, Kamis, 18 Juni 2015.

Pembiayaan dari tujuh bank tersebut merupakan bentuk dukungan dari program "Jaring" yang diusung Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan data dari OJK, pembiayaan dari industri jasa keuangan kepada sektor kelautan pada tahun lalu sebesar Rp 17,95 triliun, atau hanya 0,49 persen dari total pembiayaan nasional sebesar Rp 3.600 triliun.

SUJATMIKO

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

3 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

7 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

10 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

10 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

14 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

15 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

21 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

24 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

25 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya