Tingkatkan Performa, Ahok Copot Komisaris & Direksi Bank DKI  

Reporter

Kamis, 18 Juni 2015 11:50 WIB

Mendagri Tjahjo Kumolo (kiri), bersama Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), usai pertemuan tertutup dengan Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, 23 Maret 2015. Dalam pertemuan tersebut, Wapres juga mengimbau agar Gubernur dan DPRD DKI melakukan perdamaian agar tak ada konflik antar lembaga. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merombak total jajaran komisaris dan direksi Bank DKI melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Rabu, 17 Juni 2015.

Dalam RUPSLB tersebut, Ahok mencopot beberapa komisaris dan direksi serta menggantinya dengan nama-nama baru. Salah satu posisi vital yang diganti oleh Ahok adalah direktur utama. Jabatan Direktur Utama Bank DKI yang dipegang oleh Eko Budiwiyono kini digantikan Kresno Sediarso.

Kresno sebelumnya tercatat sebagai Direktur Teknologi dan Operasional Bank Mandiri. Dia menempati posisi tersebut sejak 5 Juli 2010 hingga 16 Maret 2015.

Kepala Badan Penanaman Modal Provinsi (BPMP) DKI Jakarta Catur Laswanto mengatakan alasan utama Ahok mengganti posisi komisaris dan direksi Bank DKI tak lain untuk meningkatkan performa bank pembangunan daerah tersebut. "Kinerja Bank DKI turun signifikan sejak tahun lalu. Salah satu yang menjadi sorotan Pak Gubernur adalah tingginya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL)," katanya di Kantor Pusat Bank DKI, kemarin.

Wacana Ahok mencopot jajaran direksi dan komisaris Bank DKI sudah tercium sejak beberapa bulan silam. Menurut dia, membengkaknya NPL membuat risiko kerugian lebih dari Rp 1 triliun. Hal ini terjadi lantaran manajemen Bank DKI mengarahkan kredit korporasi yang tidak sesuai dengan fokus yang diarahkan Pemerintah Provinsi DKI, misalnya sektor usaha kecil dan menengah, pedagang kaki lima, dan pembangunan rumah susun.

"Kelihatannya manajemen enggak melakukan itu, lambat sekali. Saya, kan, sudah sabar 2,5 tahun, nih. Jadi mungkin kita mau evaluasi direksi dan komisaris," ujar Ahok seperti dikutip Bisnis.com, 26 Mei 2015.

Mengacu pada laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, Selasa, 28 April 2015, rasio NPL gross Bank DKI melonjak menjadi 4,81 persen pada kuartal I/2015 dari periode yang sama setahun sebelumnya sebesar 2,65 persen. Rasio NPL nett juga melonjak menjadi 3,00 persen dibandingkan Januari-Maret 2014 yang mencapai 1,53 persen.

NPL gross Bank DKI per Mei 2015 berada pada posisi 5,41 persen dan NPL nett 3,41 persen. Adapun target perbaikan yang dibidik perseroan pada triwulan II/2015 adalah NPL gross 2,79 persen dan NPL nett 2,39 persen.

Catur mengatakan kondisi rasio Bank DKI yang masuk tahap waspada harus menjadi perhatian komisaris dan direksi baru Bank DKI. "Target kami bukan cuma menurunkan rasio NPL, tapi meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Adanya direksi baru diharapkan mampu membawa Bank DKI berlari kencang," tuturnya.

ANTARA


Berita terkait

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

1 jam lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

2 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

4 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

9 hari lalu

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI menyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta, jumlahnya mencapai Rp 326,44 miliar.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

17 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Ini Syarat Tukar Uang Baru untuk Lebaran 2024 di Bank DKI dan Muamalat, Terakhir Besok

24 hari lalu

Ini Syarat Tukar Uang Baru untuk Lebaran 2024 di Bank DKI dan Muamalat, Terakhir Besok

Nasabah juga dapat menukar uang baru layak edar untuk memenuhi kebutuhan saat momen Lebaran 2024 Bank DKI dan Bank Muamalat. Ini syaratnya.

Baca Selengkapnya

Nasabah Bank DKI Kini Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

28 hari lalu

Nasabah Bank DKI Kini Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Bank DKI telah bekerjasama dengan BRI agar dapat melakukan tarik tunai tanpa kartu di ATM BRI seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

34 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

34 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

48 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya