Pimpinan Malaysia Airlines Akui Alami Kebangkrutan

Reporter

Selasa, 2 Juni 2015 22:02 WIB

Sejumlah teknisi memeriksa pesawat Boeing 737 Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH192 di Bandara Kuala Lumpur (21/4). Pesawat dengan rute Kuala Lumpur menuju Bangalore, India, megalami kerusakan pada gigi pendaratan sehingga harus kembali ke Kuala Lumpur. AP/Vincent Thian

TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan baru Malaysia Airlines (MAS) mengakui perseroan tersebut sudah bangkrut secara teknis. Direktur Eksekutif Malaysia Airlines, Christopher Mueller, mengatakan gejala kepailitan itu sudah lama terjadi.


Bahkan, gejala kebangkrutan itu sudah terjadi sebelum rentetan dua kecelakaan pesawat Malaysia Airlines tahun lalu.


“Kami bangkrut secara teknis. Penurunan performa sudah dimulai jauh sebelum peristiwa-peristiwa tragis pada 2014,” kata Mueller dalam sebuah konferensi pers, Senin (1/6/2015), dilansir dari Reuters.


Menurutnya, sebelum kecelakaan beruntun pesawat MAS, kinerja maskapai itu sudah tertekan oleh persaingan ketat di kawasan. Namun, dua kecelakaan fatal di tahun 2014 akhirnya benar-benar membuat perseroan ambruk.


Pada laporan keuangan terakhirnya, MAS mencatatkan kerugian terbesarnya sejak akhir 2011. Hal itu dipicu oleh merosotnya jumlah penumpang dan kerugian akibat hilangnya dua pesawat.


Advertising
Advertising

Direktur berkebangsaan Jerman itu ditunjuk oleh pengelola dana Pemerintah Malaysia, Khazanah, pada Mei lalu. Sebelum bergabung dengan MAS, Mueller tercatat sukses merestrukturisasi maskapai milik pemerintah Irlandia Aer Lingus dan mengembangkan Lufthansa.


Khazanah adalah pemegang saham mayoritas. Tahun lalu, lembaga tersebut melakukan privatisasi terhadap MAS. Hal itu adalah bagian dari upaya restrukturisasi perusahaan dengan dana senilai enam miliar ringgit setara dengan US$1,63 miliar.


Melalui rencana itu, Khazanah menargetkan MAS akan kembali mendulang untung dalam tiga tahun ke depan. Pada kesempatan itu, MAS sekaligus resmi berubah nama menjadi Malaysia Airlines Bhd (MAB).


Perseroan juga mengonfirmasi rencana pemangkasan 6.000 pekerja sehingga jumlah pekerja keseluruhan menjadi 14.000 orang.


”Kami akan tetap melayani penuh penerbangan internasional antarbenua,” kata Mueller. Dia menegaskan tak ada rencana untuk mengubah cakupan penerbangan MAB menjadi maskapai regional. MAB, seperti MAS, juga tetap melayani penerbangan rute domestik.


Namun, perseroan akan mengurangi kapasitas antara lain memperkecil ukuran pesawat dan mengurangi frekuensi pada rute tertentu.


Perusahaan juga akan mengkaji penggunaan 13 pesawat Boeing Co 777-200ER untuk rute jarak jauh. Di sisi lain, MAB pun tengah menjual dua dari enam Airbus Group A380 miliknya.


Pada Maret 2014, pesawat MAS dengan nomor penerbangan MH370 yang membawa 239 penumpang dan kru hilang.


Peristiwa itu disusul oleh kecelakaan pesawat pada Juli 2014 yang menewaskan seluruh awak dan penumpang berjumlah 298 orang. Pesawat dengan nomor penerbangan MH17 ditembak di atas wilayah pemberontak di Ukraina Timur.


BISNIS.COM

Berita terkait

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

1 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

2 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

6 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

7 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

8 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

11 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

13 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

19 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

19 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

24 hari lalu

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

Perut kembung pada saat bepergian dengan penerbangan pesawat kerap terjadi karena perubahan tekanan udara dan pola makan.

Baca Selengkapnya