Bonus Demografi Maksimal dengan Angkatan Kerja Berkualitas

Reporter

Sabtu, 23 Mei 2015 06:17 WIB

Buruh meneriakkan slogan saat berunjuk rasa di depan Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang, Banten, 27 April 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dan masyarakat diharapkan tidak terlena dengan bonus demografi yang pasti dapat membawa kemajuan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Situasi sebaliknya bisa terjadi kalau angkatan kerja kita kualitasnya rendah, dan lapangan kerja terbatas, sehingga yang terjadi adalah booming pengangguran dan bencana ekonomi," kata Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, bonus demografi akan secara riil menjadi sesuatu yang positif jika angkatan kerja berkualitas. Artinya mereka berbekal pendidikan dan keterampilan yang memadai, dan memiliki daya saing yang tinggi.

Selain itu, ada utilisasi dari angkatan kerja tersebut baik di bursa kerja domestik maupun bursa kerja internasional yang semakin terbuka. Artinya ada kesempatan kerja yang bisa menampung angkatan kerja yang berkualitas tersebut.

"Kualitas yang baik dan kesempatan kerja yang tersedia harus dilakukan bersamaan sehingga bonus demografi itu betul-betul mewujud dan membawa Indonesia yang berkemajuan yakni memanfaatkan tambahan usia produktif itu sebagai akselerator untuk menjadi bangsa Indonesia yang semakin maju dalam segala bidang kehidupan," katanya.

Jadi, kata dia, tidak berarti bahwa bonus demografi hanya dilihat dari aspek kuantitas yakni sekadar tambahan angkatan kerja produktif, melainkan tambahan angkatan kerja tersebut benar-benar berkualitas, memiliki kompetensi keahlian yang dibutuhkan, dan secara riil dimanfaatkan dalam lingkup kerja kesehariannya.

Ia mengatakan perubahan struktur penduduk itu akan terus terjadi. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas dan penciptaan lapangan kerja tidak berhenti sampai bonus demografi mengecil dan atau kembali meningkatnya beban ketergantungan.

"Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, tambahan angkatan kerja juga terus bertambah. Penduduk usia sekolah dan tenaga kerja itu akan memberikan manfaat jika mereka dibekali pendidikan dan keterampilan sehingga produktivitasnya meningkat, berlangsung terus menerus," katanya.

Oleh karena itu, kata Edy yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII), mereka yang masuk usia kerja tersebut bahkan sejak masuk usia sekolah, menjadi tugas dunia pendidikan baik nonformal maupun formal untuk membekali anak didik atau tenaga kerja.

"Dengan demikian, mereka memiliki kompetensi tertentu, yang unggul dan berkeahlian sehingga bukan saja dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuan tetapi juga bisa memenuhi kebutuhan permintaan sumber daya manusia yang ada di bursa kerja," kata mantan rektor UII itu.


ANTARA

Berita terkait

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

10 jam lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

7 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

34 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

35 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

37 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

39 hari lalu

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

48 hari lalu

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

55 hari lalu

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.

Baca Selengkapnya