Triwulan Pertama 2015, Garuda Kantongi Laba US$ 11,3 juta

Reporter

Senin, 11 Mei 2015 09:32 WIB

Pesawat Garuda Indonesia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Efisiensi biaya sejak awal tahun membuat maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengantongi laba bersih pada kuartal pertama 2015 sebesar US$ 11,3 juta dari sebelumnya menderita rugi bersih US$ 168,04 juta. Pencapaian Garuda Indonesia pada triwulan pertama tahun ini menjadi yang terbaik selama lima tahun terakhir.

Emiten berkode saham GIAA tersebut menderita rugi bersih US$ 19,1 juta pada 2011, US$ 10,71 juta (2012), US$ 31,78 juta (2013), dan US$ 168,04 juta (2014).

Sumber Bisnis.com mengatakan Garuda Indonesia mengantongi laba bersih US$ 14,2 juta hingga April 2015. Khusus April 2015, GIAA mengantongi net profit US$ 1,2 juta bila dibandingkan dengan pencapaian selama lima tahun terakhir yang selalu negatif.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menjelaskan, hingga April 2015, perseroan memang membukukan kinerja positif. Beda dengan tahun lalu yang selalu membukukan kinerja negatif setiap bulan.

"Garuda Indonesia mampu mengontrol biaya, khususnya biaya nonfuel. Beban nonfuel turun 2 persen dari kuartal sebelumnya," ujarnya.

Menurut dia, penurunan biaya nonbahan bakar menjadi sebuah pencapaian positif tersendiri. Pasalnya, penurunan biaya itu terjadi saat kapasitas meningkat 12 persen dan pendapatan naik 10 persen secara tahunan.

Perseroan berhasil mengantongi pendapatan US$ 927,32 juta atau sekitar Rp 12,05 triliun selama Januari-Maret 2015. Perolehan tersebut meningkat 13,44 persen dari periode setahun sebelumnya yang hanya US$ 817,41 juta.

Kontribusi terbesar pendapatan usaha berasal dari penerbangan berjadwal senilai US$ 805,48 juta, naik dari periode Januari-Maret 2014 yang mencapai US$ 734,97 juta. Pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal yang kian melesat menjadi US$ 39,2 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 2,85 juta.

Dia menjelaskan, restrukturisasi sejumlah rute penerbangan yang dilakukan manajemen baru GIAA membuat pendapatan kian terdongkrak. Tahun lalu, rute-rute rugi banyak mengakibatkan pendapatan perseroan berdarah-darah.

Saat yang sama, manajemen GIAA berhasil menekan beban usaha menjadi US$ 916,73 juta pada kuartal pertama tahun ini. Padahal, setahun sebelumnya, beban usaha GIAA mencapai US$ 980,97 juta.

BISNIS.COM



Berita terkait

Profil Emirsyah Satar, Eks Dirut Garuda Indonesia yang Didakwa Rugikan Negara Rp 9,3 Triliun

19 September 2023

Profil Emirsyah Satar, Eks Dirut Garuda Indonesia yang Didakwa Rugikan Negara Rp 9,3 Triliun

Emirsyah Satar didakwa jaksa telah merugikan negara Rp 9,3 triliun. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Mantan Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar Didakwa Rugikan Negara Rp9,3 Triliun

18 September 2023

Mantan Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar Didakwa Rugikan Negara Rp9,3 Triliun

Emirsyah Satar tanpa hak menyerahkan rencana pengadaan armada atau Fleet Plan PT GA yang merupakan rahasia perusahaan kepada Soetikno Sudarjo.

Baca Selengkapnya

Projo Dorong Pengusutan Korupsi BUMN Setelah Emirsyah Satar Jadi Tersangka Korupsi Garuda

28 Juni 2022

Projo Dorong Pengusutan Korupsi BUMN Setelah Emirsyah Satar Jadi Tersangka Korupsi Garuda

Projo meminta penegak hukum melanjutkan pengusutan kasus dugaan korupsi di BUMN setelah penetapan Emirsyah Satar tersangka di kasus korupsi Garuda.

Baca Selengkapnya

Garuda Blak-blakan Nasib Bombardier dan ATR Setelah Korupsi Pesawat Terbongkar

28 Juni 2022

Garuda Blak-blakan Nasib Bombardier dan ATR Setelah Korupsi Pesawat Terbongkar

Pesawat Bombardier Garuda akan dikembalikan ke lessor. Sedangkan pesawat ATR akan dioperasikan seluruhnya oleh Citilink.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tetapkan Emirsyah Satar Tersangka Kasus Korupsi Garuda, Ini Kata KPK

28 Juni 2022

Kejagung Tetapkan Emirsyah Satar Tersangka Kasus Korupsi Garuda, Ini Kata KPK

KPK menyampaikan apresiasinya kepada Kejaksaan Agung yang telah melakukan penyidikan terkait dugaan korupsi Garuda Indonesia Tahun 2011-2021.

Baca Selengkapnya

Emirsyah Satar dalam Dua Kasus Korupsi di Kejaksaan Agung dan KPK

27 Juni 2022

Emirsyah Satar dalam Dua Kasus Korupsi di Kejaksaan Agung dan KPK

Emirsyah Satar dijadikan tersangka kasus korupsi Garuda Indonesia oleh Kejaksaan Agung. Sebelumnya dia terjerat kasus korupsi yang ditangani KPK.

Baca Selengkapnya

Jaksa Agung Sebut Kasus Garuda Emirsyah Satar yang Ditangani Kejaksaan Beda dengan KPK

27 Juni 2022

Jaksa Agung Sebut Kasus Garuda Emirsyah Satar yang Ditangani Kejaksaan Beda dengan KPK

Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin menyebut kasus korupsi Garuda Indonesia dengan tersangka Emirsyah Satar di Kejaksaan beda dengan KPK.

Baca Selengkapnya

Korupsi Garuda untuk Pengadaan Bombardier dan ATR Rugikan Negara Rp 8,8 Triliun

27 Juni 2022

Korupsi Garuda untuk Pengadaan Bombardier dan ATR Rugikan Negara Rp 8,8 Triliun

Kerugian negara dari kasus korupsi Garuda Indonesia terhitung dari pengadaan pesawat CRJ-1000 dan pesawat ATR 72-600 sebanyak 23 pesawat.

Baca Selengkapnya

Profil Emirsyah Satar, Eks Bos Garuda yang Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi

27 Juni 2022

Profil Emirsyah Satar, Eks Bos Garuda yang Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi

Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama di Garuda Indonesia, Emirsyah Satar pernah didapuk sebagai Direktur Keuangan di perusahaan yang sama.

Baca Selengkapnya

Jaksa Agung Sebut Korupsi Garuda Rugikan Negara Rp 8 Triliun

27 Juni 2022

Jaksa Agung Sebut Korupsi Garuda Rugikan Negara Rp 8 Triliun

Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin mengatakan telah menerima penghitungan kerugian negara dalam kasus korupsi Garuda Indonesia yaitu Rp 8,8 triliun

Baca Selengkapnya