Di Ambang Resesi? Inilah Penyebab Ekonomi RI Turun
Editor
Yosep suprayogi koran
Kamis, 7 Mei 2015 05:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Laju pertumbuhan ekonomi nasional kembali melambat. Pada kuartal I tahun ini, pertumbuhan hanya 4,71 persen, terendah dalam enam tahun terakhir. “Lampu merah sudah menyala, bisa masuk masa resesi karena sudah tiga kuartal berturut-turut menurun terus,” kata ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, 6 Mei 2015.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, menambahkan, untuk menaikkan kembali pertumbuhan, pemerintah harus menghilangkan beberapa hambatan, seperti suku bunga tinggi, mahalnya biaya transportasi dan logistik, serta depresiasi rupiah.
Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara, memperkirakan dengan melorotnya pertumbuhan di tiga kuartal itu pencapaian target sebesar 5,7 persen bisa terganggu. “Pertumbuhan ekonomi mengarah ke batas bawah 5,4 persen,” tuturnya.
Sependapat dengan Lana, menurut Tirta, tercapainya target pertumbuhan yang dipatok pemerintah bergantung pada seberapa besar dan cepat realisasi belanja infrastruktur. “Selain itu, perlu ada perbaikan ekspor secara gradual,” ujarnya.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin, ada beberapa penyebab melambatnya pertumbuhan tahun ini. Pertama, menurunnya ekonomi Cina dan Singapura yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indonesia. Kedua, turunnya harga minyak dunia, dan ketiga, menurunnya nilai ekspor akibat rendahnya harga komoditas seperti minyak sawit dan karet.
Pembelaan datang dari Kepala Kantor Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut dia, kinerja pemerintah menaikkan pertumbuhan belum maksimal karena masih dalam konsolidasi. Luhut yakin pertumbuhan akan meningkat pada kuartal III dan IV karena ada beberapa mata anggaran yang sudah cair.
Sebagai contoh, kata Luhut, dana desa senilai Rp 60 triliun, anggaran pembangunan jalan Rp 29 triliun, dan anggaran di sektor perhubungan senilai Rp 45 triliun. “Proyeknya baru berjalan mulai kuartal II,” kata dia.
Untuk mendorong ekspor, menurut Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil pemerintah telah menjalin hubungan dengan mitra dagang baru seperti India, Turki, dan beberapa negara di Timur Tengah. “Kami akan menggenjot ekspor ke negara tersebut hingga kuartal IV,” ucapnya.
ALI HIDAYAT | TRI ARTINING PUTRI | FAIZ NASHRILLAH | AYU PRIMA SANDI