Diminati Bulgaria, Kopi dan Furnitur Indonesia Akan Diekspor

Reporter

Rabu, 6 Mei 2015 13:49 WIB

Biji kopi yang telah dipanggang terlihat di pabrik Nestle SA, di Schwerin, Jerman, Kamis 16 Oktober 2014. Pabrik yang merupakan salah satu pabrik Nestle terbesar di Eropa ini memproduksi sekitar 2 miliar kapsul kopi per tahun untuk pasar Eropa Timur, Eropa Utara, dan Jerman. Krisztian Bocsi/Bloomberg via Getty Images

BISNIS.COM, Jakarta - Produk furnitur khas dan komoditas kopi yang bahan bakunya berasal dari berbagai daerah di Indonesia cukup diminati masyarakat Bulgaria, sehingga pengusaha negara tersebut tertarik untuk mengimpornya.

"Kopi Indonesia sangat enak dan taste-nya berbeda dengan produk serupa di Bulgaria," kata salah satu pengusaha Bulgaria kepada importir kopi asal Tanah Air yang menetap di Bremen, Jerman, Tati Buesing-Kock, Selasa, 5 Mei 2015.

Tati Buesing-Kock adalah salah satu pengusaha asal Tanah Air yang hadir dalam Indonesia-Bulgaria Bisnis Forum dan one on one meeting yang diadakan KBRI Sofia, Bulgaria, bekerja sama dengan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI di Hotel Kempinski.

Menurut Tati, kopi Indonesia cukup diminati masyarakat Eropa dan sejak dua tahun lalu sudah mulai dipasarkan kepada masyarakat umum Jerman, Rusia, dan Inggris.

Dengan kehadiran dalam bisnis forum Indonesia-Bulgaria, kopi dari Tanah Air diharapkan bisa dipasarkan di Bulgaria, dan masyarakat Sofia bisa merasakan nikmatnya produk khas tersebut.

Dalam pelaksanaan business meeting di Bulgaria, produk kopi Indonesia diperkirakan memiliki potensi ekspor hingga mencapai US$ 223 ribu per tahun guna memenuhi permintaan di negara itu.

Sementara itu, pengusaha furnitur Gracia Jessica dari PT Benteng Berkat Makmur, Jakarta, menuturkan minat masyarakat Bulgaria pada furnitur Indonesia cukup besar, karena kekhasan produk tersebut yang menggunakan kayu berkualitas dan harganya yang cukup kompetitif dibanding produk serupa dari negara lain.

"Saya senang dengan adanya showroom furnitur Indonesia di Varna, karena menjadi representasi bagi produk khas dari negara kita yang kompeten di Eropa," ucap Gracia.

Menurut dia, hal ini berkat adanya rekomendasi dan seleksi dari KBRI Sofia dan Kementerian Perdagangan RI. Kehadiran furnitur Indonesia di Bulgaria dan adanya showroom, kata dia, akan menjadi pembuka jalan untuk mengakses produk furnitur Indonesia, khususnya di Eropa Tengah dan Timur.

Produk furnitur dari Benteng Berkat Makmur dengan desain klasik dan semiminimalis kini sudah bisa masuk pasar di Kazastan, Korea, dan Jepang.

Menurut Gracia, umumnya pasar Eropa cukup sulit dimasuki produk asal Indonesia. Namun, dengan adanya akses dan kerja sama yang solid antara KBRI, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Luar Negeri, pihaknya berhasil memasarkan produk furnitur, bahkan sampai ke Hungaria dan Rumania.

BISNIS.COM




Berita terkait

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

5 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

8 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

8 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

8 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

8 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

9 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

55 hari lalu

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

28 Februari 2024

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar ekspor daging sapi dan domba bersertifikasi halal dari Selandia Baru ke Indonesia bisa ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

1 Februari 2024

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

Ganjar Pranowo berjanji akan menjadikan Sulut sebagai pintu keluar masuk ekspor-impor dari wilayah utara Indonesia.

Baca Selengkapnya