Konsumen membawa keranjang belanjaan saat mencari produk khas Imlek di sebuah supermarket di Bandung, Jawa Barat, 29 Januari 2015. Semua pusat perbelanjaan mulai menghias dan menyediakan pernak pernik Imlek. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Bandung - Badan Pusat Statistik mencatatkan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Jawa Barat pada triwulan I 2015 sebesar 104,43. “Ini ITK tertinggi di Indonesia, ini anomali. Biasanya tidak pernah tertinggi,” kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jawa Barat Ade Rika Agus di Bandung, Selasa, 5 Mei 2015.
Catatan ITK nasional pada triwulan I 2015 mencapai 100,87, dengan ITK tertinggi Jawa Barat, disusul Banten dan DKI Jakarta. Sementara terendah Provinsi Riau. “Biasanya bukan tertinggi. ITK ini menunjukkan optimisme masyarakat di Jawa Barat tertinggi dibanding provinsi lain,” kata dia.
Menurut Ade, optimisme ini sinkron dengan nilai rata-rata Jawa Barat sejak tiga bulan terakhir yang kumulasinya tercatat deflasi. “Artinya tidak ada pengaruh inflasi terhadap konsumsi,” kata dia.
Ade mengatakan, perkiraan ITK Jawa Barat triwulan II sebesar 105,1, menunjukkan persepsi konsumen yang optimis kondisi ekonomi membaik. “Artinya optimis bahwa kondisi perekonomian akan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Ini dipengaruhi optimisme bahwa pendapatan rumah tangga masih akan meningkat, dan tidak ada pengaruh inflasi,” kata dia.
BPS menghitung ITK nasional pada triwulan II 2015 diperkirakan 107,91, artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan meningkat. BPS juga memperkirakan pada Triwulan II 2014 kondisi eknomi konsumen membaik di semua provinsi di Indonesia.
Indeks Tendensi Konsumen menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. Survei Tendensi Konsumen Jawa Barat pada triwulan I 2015 menjaring 2.560 rumah tangga dengan pemilihan sampel.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
5 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
8 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.