Akhir Perbudakan Awak Kapal, Mata Kupu Kupu Benjina Menatap Sayu

Reporter

Rabu, 8 April 2015 05:26 WIB

Para anak buah kapal (ABK) yang bekerja di PT. PBR Benjina tiba di Tual, Maluku, 4 April 2015. ABK tersebut merupakan warga negara Myanmar, Laos, dan Kamboja. ANTARA/Obama

TEMPO.CO , Jakarta: Puluhan wanita muda berkerumun di halaman kantor PT Pusaka Benjina Resources (PBR) di Benjina, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku. T-shirt ketat membuat lekuk tubuh wanita kuning langsat terlihat lebih seksi.

Yanti, begitu nama panggilan wanita berkaus kuning itu, menangis di hadapan sejumlah awak kapal. Beberapa teman Yanti melakukan hal yang sama: menangis. "Mereka punya utang ke kami," ratap Yanti saat menuturkan kisahnya kepada Tempo.



Yanti cs adalah warga Desa Benjina. Untuk sampai ke lokasi kantor PT PBR, para wanita muda ini harus menumpang kapal cepat dengan ongkos Rp 10 ribu sekali jalan. Waktu tempuhnya hanya 15 menit.

Yanti dan teman-temannya berprofesi sebagai pedagang makanan dan minuman. Wanita berusia 21 tahun itu mengenal satu per satu awak kapal yang bekerja di PT PBR. Mereka menjadi pelanggan Yanti dan kerap berutang."Utang mereka sampai berjuta-juta rupiah," kata Yanti.

Sembari melinting bagian bawah kausnya, Yanti terus menangis sesunggukan. Matanya nanar memandang ke arah para awak kapal. Yanti berharap mereka yang berasal dari Thailand dan Myanmar, Los dan Kamboja itu membayar utanya sebelum dideportasi.

Memang agak mustahil. Dagangan Yanti cs berupa makanan dan minuman bisa menimbulkan utang sampai berjuta-juta rupiah. Orang kebanyakan di Benjina sudah mafhum, selain berdagang makanan mereka juga menjajakan cinta.

Dokter Kartika yang bertugas di Benjina menuturkan, awak kapal berwarga negara asing itu memang sering berlabuh. "Soal urusan ranjang, mungkin mereka juga suka berutang. Bayarnya setelah mereka pulang berlayar," kata dokter itu.

Awak kapal asing yang bekerja di PT PBR tidak sedikit, jumlahnya mencapai 1.138 orang.
Mereka terancam dipulangkan paksa setelah terbongkan adanya perbudakan yang melibatkan PT PBR. Awak kapal, terutama yang berasal dari Myanmar kerap disiksa dan diperlakukan tak manusiawi. Para awak kapal ini berharap segera kembali ke kampung halaman dan berpisah dengan Yanti Yanti di Benjina, yang sedang sayu.

DEVY ERNIS

Berita terkait

Kasus Perbudakan Benjina Terancam Ditutup  

21 Oktober 2015

Kasus Perbudakan Benjina Terancam Ditutup  

Banyak masalah yang membuat kasus perbudakan di Benjina terancam ditutup. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kasus Perbudakan Benjina, Pemeriksaan Saksi ABK Myanmar Terkendala Dana  

6 Oktober 2015

Kasus Perbudakan Benjina, Pemeriksaan Saksi ABK Myanmar Terkendala Dana  

Kasus perdagangan manusia yang menyeret PT
Benjina telah masuk P21.

Baca Selengkapnya

Mirip Benjina, Polisi Evakuasi 45 WNA Korban Perdagangan Manusia  

5 Agustus 2015

Mirip Benjina, Polisi Evakuasi 45 WNA Korban Perdagangan Manusia  

Mereka diduga menjadi korban perdagangan manusia yang dipekerjakan sebagai ABK di perairan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Budak Benjina Utang ke Warga, dari Bir hingga Melacur  

20 Mei 2015

Budak Benjina Utang ke Warga, dari Bir hingga Melacur  

Di situ tertulis total tagihan Rp 12 juta yang ditujukan kepada Sek, awak kapal Antasena 359.

Baca Selengkapnya

Masih Jualan Es Batu, Izin Perdagangan Benjina Bakal Dicabut  

18 Mei 2015

Masih Jualan Es Batu, Izin Perdagangan Benjina Bakal Dicabut  

PT Pusaka Benjina Resources masih menjual 108 ton es batu tiga hari sekali.

Baca Selengkapnya

Soal ABK Asing Illegal, Benjina Salahkan Agen Tenaga Kerja  

18 Mei 2015

Soal ABK Asing Illegal, Benjina Salahkan Agen Tenaga Kerja  

Perusahaan membantah jika disebut melarang para awak untuk menyalurkan hasrat seksual.

Baca Selengkapnya

659 ABK Pusaka Benjina Akan Dipulangkan ke Negara Asal  

18 Mei 2015

659 ABK Pusaka Benjina Akan Dipulangkan ke Negara Asal  

ABK Benjina antusias mengikuti pendataan.

Baca Selengkapnya

Bergaul dengan ABK, Wanita Ini Berbicara 4 Bahasa ASEAN

18 Mei 2015

Bergaul dengan ABK, Wanita Ini Berbicara 4 Bahasa ASEAN

Yunita berinteraksi dengan anak buah kapal asal Thailand, Myanmar, dan Kamboja di Tual, Maluku.

Baca Selengkapnya

Masih Ada 840 Budak ABK Benjina Luntang-lantung  

17 Mei 2015

Masih Ada 840 Budak ABK Benjina Luntang-lantung  

International Organization for Migration (IOM), memiliki perbedaan kalkulasi ihwal komposisi kewarganegaraan para ABK.

Baca Selengkapnya

Buntut Perbudakan ABK, 300 Ton Ikan Disita dari Benjina  

17 Mei 2015

Buntut Perbudakan ABK, 300 Ton Ikan Disita dari Benjina  

Mereka ditahan karena tindak pidana perdagangan orang.

Baca Selengkapnya