Seorang warga membawa sejumlah kantong beras saat operasi pasar beras di Pasar Wonokromo, Surabaya, 26 Februari 2015. Petugas membatas penjualan hanya 10 kilogram setiap orang. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat berencana membentuk panitia khusus beras setelah masa reses berakhir. Pembentukan pansus ini bertujuan untuk menguraikan masalah tata niaga beras yang diduga menjadi penyebab naiknya harga beras pada beberapa pekan terakhir.
"Kita akan lihat siapa yang sebenarnya harus dimintai pertanggungjawaban," ungkap Daniel Djohan, anggota Komisi IV dari Partai Kebangkitan Bangsa.
Daniel menduga naiknya harga beras disebabkan adanya permainan sejumlah pedagang besar di Pasar Induk Beras Cipinang. Tujuannya, kata dia, agar pemerintah membuka kembali keran impor.
Melonjaknya harga beras juga dianggap Daniel berhubungan dengan operasi pasar oleh Bulog tidak tepat. Sebab, operasi pasar belakangan ini ditujukan langsung ke pedagang besar yang bermarkas di Pasar Cipinang sehingga rawan permainan harga.
Untuk mengantisipasi kerawanan ini, penyaluran beras Bulog bisa dilakukan langsung ke pedagang beras pasar selain pasar induk. Kata Daniel, Bulog dapat membentuk koperasi yang menjadi agen penyaluran beras ke pedagang di pasar-pasar.
Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Sarmudji, mendukung upaya pembentukan pansus. Dia menilai pemerintah lambat mengatasi kenaikan harga beras. "Jika tindakan terlambat, beras impor akan sampai bersamaan dengan panen. Akibatnya harga beras anjlok, kasihan petani," ungkap Sarmudji.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
14 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.