Pemerintah Didesak Paksa Lion Perbaiki Kinerja

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Minggu, 22 Februari 2015 15:31 WIB

Penumpang Lion Air mengamuk di terminal 3 Bandara Seokarno Hatta, Tangerang, Banten, 20 Februari 2015. Mereka mengamuk akibat tidak adanya kejelasan nasib mereka. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat penerbangan Gerry Soejatman mengatakan pemerintah harus melakukan audit kinerja terhadap maskapai penerbangan Lion Air. Ini dilakukan untuk mengetahui kondisi menyeluruh terhadap kondisi Lion Air. "Pemerintah harus mengaudit kinerja Lion Air, setelah itu baru bisa diketahui sanksi apa yang bisa diberikan," kata Gerry kepada Tempo, Ahad, 22 Februari 2015.

Menurut Gerry, pemerintah berhak melakukan audit kinerja terhadap maskapai penerbangan. Dalam kasus Lion Air, pemerintah harus memaksa perusahaan itu untuk memperbaiki kinerja perusahaannya. "Pihak Lion Air sendiri mengakui penanganan krisis mereka kurang," ujar Gerry.

Harapan publik agar pemerintah memberi sanksi untuk Lion Air mengemuka setelah maskapai tersebut menelantarkan para penumpang. Delay parah tanpa penjelasan itu terjadi pada Kamis dan Jumat lalu.

Sejumlah penerbangan Lion Air dibatalkan. Permintaan pemberian sanksi juga datang dari Dewan Perwakilan Rakyat. Di antara mereka bahkan ada yang meminta pemerintah mencabut izin terbang Lion Air selama sebulan.

Gerry sendiri tak setuju dengan usul tersebut. "Pencabutan izin terbang sebulan itu terlalu jauh. Pemberian sanksi ada mekanismenya, dari yang ringan sampai yang berat, makanya harus diaudit dulu untuk mengetahui sanksi yang tepat," ucapnya.

Sebagai perusahaan tertutup, tutur Gerry, publik memang tak tahu kondisi yang dialami Lion Air, termasuk soal kesehatan bisnisnya. Selama ini, beredar dugaan-dugaan terkait dengan Lion Air, misalnya mau bangkrut karena kesulitan keuangan. Namun dugaan-dugaan itu hanya sebatas gosip saja yang tak bisa dibuktikan.

Yang jelas, kata Gerry, kondisi industri penerbangan secara umum memang sedang payah belakangan ini. "Kondisinya lebih susah dibanding tahun sebelumnya," ujar Gerry. Banyak faktor yang menjadi penyebab. Di antaranya adalah adanya tekanan akibat pelemahan kurs rupiah terhadap dolar. "Selain itu, pertumbuhan penumpang lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Gerry.

AMIRULLAH

Berita terkait

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

4 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

5 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

9 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

10 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

10 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

13 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

16 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

21 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

22 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

27 hari lalu

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

Perut kembung pada saat bepergian dengan penerbangan pesawat kerap terjadi karena perubahan tekanan udara dan pola makan.

Baca Selengkapnya