Tiga Radar Diintegrasikan ke Jakarta Air Traffic Centre

Reporter

Rabu, 18 Februari 2015 10:02 WIB

Pesawat Sukhoi memberi peringatan kepada pesawat pemerintahan Arab Saudi jenis Gulfstream IV, di wilayah udara Kupang, NTT, 3 November 2014. Pesawat dengan nomer penerbangan HZ-03, terdeteksi radar TNI AU Makassar dan tidak berdokumen lengkap. (dok. Dispen AU)

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan bersama Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav Indonesia telah mengintegrasikan tiga radar penerbangan sipil jenis Monopulse Secondary Surveilance Radar (MSSR) Mode-S. Tiga radar di wilayah Natuna, Pontianak, dan Tanjung Pinang itu diintegrasikan ke dalam sistem Jakarta Air Traffic Center (JATSC).

“Pengintegrasian ketiga radar itu dilakukan sebagai pengganti radar lama yang sudah melampaui usia teknis,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Julius Adravida Barata melalui keterangan tertulis kemarin malam, Selasa, 17 Februari 2015.

Menurut Barata, dengan radar baru tersebut, semua pesawat terbang yang melintas di wilayah barat Indonesia bisa terpantau oleh JATSC sebagai pusat kontrol lalu lintas penerbangan wilayah barat. JATSC saat ini disebut sudah terintegrasi dengan 14 radar dan 9 automatic dependent surveillance-broadcast.

“Adapun Makassar Air Traffic Centre (MATSC) yang menjadi pusat kontrol penerbangan wilayah timur telah terintegrasi dengan 17 radar dan 21 ADSB dan 3 ADSB Australia (sharing data),” ujar Barata.

Saat ini, kata Barata, Indonesia memiliki dua wilayah kontrol udara (Flight Information Region/FIR). FIR Jakarta atau wilayah barat meliputi wilayah Banda Aceh, Medan Kualanamu, Medan Padang Bulan, Pekanbaru, Palembang, Tanjung Pinang, Pontianak , Jakarta I, Jakarta II, Natuna, Yogyakarta dan Semarang. Radar yang dimiliki di wilayah barat sebanyak 16 unit. Sedangkan FIR Ujung Pandang sebagai pusat kontrol radar di wilayah timur didukung oleh fasilitas radar wilayah Makassar, Kendari, Palu, Manado, Banjarmasin, Balikpapan, Surabaya, Bali, Ambon, Sentani, Sorong, Biak, Merauke, Waingapu, Yogyakarta, Semarang dan Kupang, dengan radar sebanyak 23 unit.

KHAIRUL ANAM




Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

1 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

1 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

1 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

4 hari lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

7 hari lalu

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

12 hari lalu

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.

Baca Selengkapnya

Dirjen Hubud Apresiasi Kinerja Karyawan AirNav

17 hari lalu

Dirjen Hubud Apresiasi Kinerja Karyawan AirNav

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.

Baca Selengkapnya

Arus Balik: Jumlah Penumpang Kereta hingga Angka Kecelakaan Turun

17 hari lalu

Arus Balik: Jumlah Penumpang Kereta hingga Angka Kecelakaan Turun

Setelah Lebaran 2024, gelombang arus balik memulai perjalanan banyak orang kembali ke perantauan

Baca Selengkapnya

Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

18 hari lalu

Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberangkatkan peserta arus balik gratis Lebaran 2024 dengan 160 bus.

Baca Selengkapnya