Rupiah Selasa Pagi Melemah 11 Poin  

Reporter

Editor

Kurniawan

Selasa, 17 Februari 2015 11:08 WIB

Uang pecahan dolar AS yang akan ditukar di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, 2 Februari 2015. Mata uang rupiah ditutup turun 0,11 persen di level Rp. 12.686 per dolar AS setelah sempat ditransaksikan di atas Rp. 12.700 per dolar AS. ANTARA FOTO/Wahyu Putro

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, 17 Februari 2015, bergerak melemah 11 poin menjadi Rp 12.758 per dolar Amerika Serikat dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.747 per dolar AS.

Ekonom dari Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan mata uang rupiah bergerak stabil setelah neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 710 juta pada Januari 2015.

"Surplus neraca perdagangan Januari 2015 itu dipicu impor yang mampu turun lebih cepat daripada ekspor," ucap Rangga.

Di sisi lain, ujar dia, Bank Indonesia yang sedianya akan mengumumkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) pada hari ini dan diperkirakan tetap di level 7,75 persen dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah, meski dibayangi situasi di Eropa terkait dengan kesepakatan program dana talangan Yunani.

Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menjelaskan, dari faktor eksternal, ada ekspektasi akan penyelesaian utang Yunani, saat Komisi Eropa bersama para kreditur internasional terlihat memiliki pandangan dan visi yang sama untuk segera mengakhiri kemelut utang tersebut, yang dapat memberikan sentimen positif pada aset mata uang berisiko, termasuk rupiah.

Selain itu, ujar Reza, adanya harapan akan kemajuan kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina menambah sentimen positif bagi mata uang berisiko, sehingga potensi rupiah kembali melanjutkan penguatan terbuka.

Di sisi lain, tutur dia, sentimen positif juga datang dari kembali positifnya pertumbuhan ekonomi Jepang dan kenaikan pertumbuhan Foreign Direct Investment (FDI) Tiongkok uang memberikan angin segar pada pergerakan dua mata uang negara itu.

"Laju positif pada mata uang yen Jepang dan yuan Tiongkok dapat berimbas pada laju rupiah. Meski diharapkan masih ada peluang penguatan, tetap waspadai potensi tekanan," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

3 jam lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

2 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

5 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

7 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

9 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

10 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

10 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya