4 Tahap Membangun Industri Mobil Nasional  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 9 Februari 2015 04:59 WIB

Presiden Joko Widodo bersama dengan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad saat pendatanganan MoU PT Adiperkasa Citra Lestari di pabrik mobil nasional Malaysia Proton di Shah Alam, 6 Februari 2015. AP/Joshua Paul

TEMPO.CO, Surabaya- Tak mudah membangun industri mobil nasional. Pengamat industri transportasi Bambang Soendjaswono mengungkapkan, setidaknya butuh minimal 10 tahun agar industri dalam negeri benar-benar mapan. "Berdasarkan pengalaman, butuh setidaknya 10 sampai 15 tahun membangun industri mobil nasional. Itu bergantung kesiapan. Sebab, kita ingin punya merek kita sendiri. Bukan menempel merek, tapi rekayasa, " katanya saat dihubungi Tempo, Ahad 8 Februari 2015.

Pria yang juga kepala bidang keuangan Asosiasi Industri Automotif Nasional (Asianusa) itu mengungkapkan, tak ada istilah mobil nasional. "Tapi bagaimana membangun transportasi secara mandiri," kata dia.

Bambang menyebutkan, konsep ideal membangun industri mobil nasional meliputi 4 tahapan. Tahap penting pertama ialah licensing atau membeli lisensi. Dalam tahap ini, kata Bambang, Indonesia harus jeli memilih lisensi industri otomotif mana sesuai kriteria yang diinginkan. "Di tahap kerja sama itu, kita seperti tukang jahit saja." kata Bambang.

Tahap berikutnya ialah kerja sama desain dan manufaktur (co-design and manufacturing). "Tapi tujuannya untuk meningkatkan kemampuan bermanufaktur dengan partner yang sudah maju."

Tahap ketiga ialah pengembangan produk atau product development. Pada tahap inilah, harapannya industri dalam negeri bisa menggunakan brand sendiri. Bukan lagi brand luar negeri sebagai partner. "Karena para engineer kita sudah skillfull," ungkapnya.

Tahap terakhir ialah inovasi teknologi. Melewati berbagai tahapan itu, Indonesia bisa benar-benar mampu memiliki Hak cipta (copyright) dalam industri mobil nasional.

Bambang mencontohkan industri otomotif di Korea Selatan. Ia mengatakan, konsep pengembangannya juga kurang lebih sama seperti itu. "Hyundai, KIA, itu dulu juga kerja sama dengan Nissan dan Mitsubishi. Ambil lisensi dulu, kembangkan dengan co-desain. Memang untuk jadi pinter perlu proses."

Untuk bentuk kerjasamanya, model B-to-B bisa menjadi salah satu alternatif, seperti yang dilakukan oleh perusahaan milik mantan kepala BIN, AM Hendropriyono.CEO Proton, Mahathir Mohamad menandatangani nota kesepahaman dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) milik Abdullah Mahmud Hendropriyono, Jumat, 6 Februari 2015.

Dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan PM Malaysia Datul Seri Najib Tun Razak, MoU itu dilakukan dalam rangka menjalin kerja sama pembuatan mobil nasional. Proton sepakat membantu ACL melakukan riset dan pengembangan mobil nasional di Indonesia.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

8 jam lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

8 jam lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

9 jam lalu

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

Jokowi mengatakan selama 10 tahun dia menjabat sebagai presiden urusan konflik tanah selalu menjadi keluhan utama warga.

Baca Selengkapnya

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

9 jam lalu

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

Presiden Jokowi ditagih sertifikat tanah oleh warga dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

10 jam lalu

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tetap memberikan dukungan semangat kepada Timnas U-23 Indonesia bisa lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

11 jam lalu

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

12 jam lalu

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk kunjungan kerja.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

13 jam lalu

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

Menteri komunikasi dan informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengungkap jumlah investasi Microsoft di Indonesia sebesar $1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

14 jam lalu

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

Hakim menilai pernyataan Rocky Gerung sebagai kritik terhadap kebijakan publik, bukan serangan personal terhadap individu.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

14 jam lalu

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Jokowi dan beberapa menteri nonton bareng laga Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024. Nobar pun dilakukan di banyak tempat semalam.

Baca Selengkapnya