TEMPO.CO, Jakarta - PT Freeport Indonesia akan membangun smelter terbesar sedunia di Gresik, Jawa Timur. Dalam proyek ini, Freeport menanamkan modal US$ 2,3 miliar atau sekitar Rp 28,7 triliun.
Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin mengatakan tengah menjajaki kerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk menjamin pasokan listrik smelter tersebut. "Arahnya ke sana," kata Maroef di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Ahad, 25 Januari 2015.
Maroef yakin pasokan listrik buat smelter yang akan beroperasi pada 2017 itu bisa terpenuhi. Jaminan pasokan listrik itu, tutur dia, sudah disebutkan dalam studi kelayakan pembangunan smelter di lahan milik PT Petrokimia Gresik. "Itu sudah masuk di dalam feasibility study," kata Maroef. (Baca juga: Izin Ekspor Freeport Diperpanjang)
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi R. Sukhyar menuturkan pasokan listrik untuk Freeport akan terbantu oleh program pemerintah untuk menyediakan listrik 35 ribu megawatt. Apalagi, ujar Sukhyar, pembangunan smelter di Jawa lebih memungkinkan karena kemudahan akses. "Tapi memang belum ada kerja sama dengan PLN," katanya.
Sebelumnya, akademikus Universitas Indonesia, Iwa Garniwa, menyatakan pasokan listrik Pulau Jawa sudah tak mampu mengakomodasi smelter Freeport di Gresik. Jika tak ada langkah dari PLN, ujar Iwa, Pulau Jawa terancam krisis listrik. Menurut Iwa, saat ini beban listrik di Pulau Jawa sudah hampir menghabiskan kapasitas 23 ribu megawatt. Sedangkan smelter menghabiskan minimal 100 megawatt.
Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter
12 Juni 2023
Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter
Staf Khusus Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif, membantah pemerintah tidak tegas dalam melarang ekspor tembaga.