Sebuah SPBU menutup stasiun pengisian akibat turunnya harga BBM jenis Premium dari Rp 5.500 per liter menjadi Rp 5.000 dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 4.800 per liter yang dilakukan pemerintah secara mendadak, Jakarta, (15/12). TEMPO/Arif Fadillah
TEMPO.CO,Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil meminta masyarakat menghemat penggunan bahan bakar minyak meski harga komoditas itu tengah menurun. "Jangan sampai konsumsinya tinggi, karena BBM itu adalah komoditas yang langka," katanya di kantornya, Senin, 12 Januari 2015.
Menurut Sofyan, konsumsi BBM terus menunjukkan peningkatan. Karena itu, dia meminta masyarakat berhemat agar persediaan minyak dalam negeri terjaga. "Kita lihat konsumsinya pada akhir bulan ini," ujarnya. (Baca: Harga Premium Akan Dipatok Maksimal Rp 9.500)
Setelah harga bahan bakar minyak bersubsidi naik pada November 2014, Sofyan mengatakan, terjadi kenaikan pembelian bahan bakar nonsubsidi rata-rata 20 persen. Namun kondisi itu kini berbalik setelah pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. (Baca: Februari, Harga BBM Bisa Turun Lagi)
Sofyan mengingatkan, selain dipengaruhi harga minyak dunia, harga bahan bakar minyak juga erat kaitannya dengan kurs dolar Amerika Serikat. Karena itu, dia berniat mempercepat evaluasi dan penentuan harga bahan bakar minyak dari satu bulan menjadi dua pekan sekali. "Sehingga efek naik-turunnya harga bisa cepat diketahui dan diantisipasi."