BPK Bantah Terima DAU Langsung dari Departemen Agama

Reporter

Editor

Rabu, 29 Juni 2005 19:56 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Anwar Nasution membantah lembaganya menerima Dana Abadi Umat (DAU) langsung dari Departemen Agama sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP). "Tidak benar," kata dia usai bertemu dengan Komisi III DPR di kantornya, di Jakarta, Rabu (29/6) sore.Menurut dia, DAU dari Direktorat Jendral Bimas Islam itu masuk dulu ke kas negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dari kas negara, baru kemudian disalurkan ke yayasan BPK. "Sama seperti kalau kita menerima uang dari BUMN, masuk dulu ke kas negara". Anwar menjelaskan, penerimaan uang tersebut bertujuan sebagai biaya audit terhadap Biaya Penyelenggaraan Biaya Haji (BPIH). Hal ini sesuai dengan surat No. D/315/Dend/III/2002 tanggal 25 Maret 2002, yang dikeluarkan oleh Ditjen Bimas Islam. Dia menambahkan, dana tersebut diperoleh dalam dua tahap. Pertama, pada 24 April 2002 sebesar Rp 607,347 juta untuk melaksanakan pemeriksaan BPIH tahun 2001 dan 2002. Kedua, pada 28 Mei 2003 sebesar Rp 437,143 juta sebagai biaya pemeriksaan BPIH tahun 2003. Sedangkan pada 2004, BPK tidak mengajukan permohonan biaya pemeriksaan BPIH karena dapat ditanggulangi dengan dana yang ada. Anwar mengakui, ada beberapa hal yang masih harus dibenahi dalam proses audit BPK. "Itu kami akui masih banyak hal-hal yang perlu kita sempurnakan," katanya. Menurut dia, korupsi merupakan warisan Orde Baru yang hampir ditemui di semua instansi pemerintah. "Korupsi itu terjadi di BPK, terjadi di BPKP, (dan) terjadi (juga) di semua instansi". Dia tidak membantah kemungkinan adanya anggota BPK yang terlibat dalam kasus DAU. Seandainya hal itu terjadi, dia tidak bisa berbuat apa-apa. "Saya ketua BPK tidak bisa memecat dan menghukum anggota. (Memecat) itu, anggota DPR yang punya kuasa". Anwar mengelak saat didesak lebih jauh, apakah memang ada anggotanya yang terlibat. "Nggak tahu itu sudah urusan KPK, itu penegak hukum". Seperti diketahui, audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan menemukan ratusan bukti pengeluaran yang tak relevan buat peruntukan dana sisa haji. Selain itu ditemukan banyak kesimpangsiuran penggunaan DAU, yang diduga mengalir ke berbagai pihak.Muhamad Nafi

Berita terkait

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

3 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP

Baca Selengkapnya

Suap demi Predikat WTP dari BPK

4 hari lalu

Suap demi Predikat WTP dari BPK

Suap demi mendapatkan predikat WTP dari BPK masih terus terjadi. Praktik lancung itu dinilai terjadi karena kewenangan besar milik BPK.

Baca Selengkapnya

Kolega Achsanul Qosasi Mengaku Tak Tahu Soal Sandi Garuda dalam Korupsi BTS Kominfo

6 hari lalu

Kolega Achsanul Qosasi Mengaku Tak Tahu Soal Sandi Garuda dalam Korupsi BTS Kominfo

Sadikin Rusli mengaku tidak mengetahui kode 'Garuda' digunakan untuk Mantan Direktur PT Multimedia Berdikari Sejahtera dalam korupsi BTS Kominfo.

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi BTS: Ada Usaha BLU Kominfo Hilangkan 17 Temuan BPK

6 hari lalu

Sidang Korupsi BTS: Ada Usaha BLU Kominfo Hilangkan 17 Temuan BPK

Pertemuan itu terjadi di ruang kerja Achsanul Qosasi di Kantor BPK.

Baca Selengkapnya

Achsanul Qosasi Sewa Rumah di Kemang untuk Simpan Uang Suap Rp 40 Miliar Kasus BTS

6 hari lalu

Achsanul Qosasi Sewa Rumah di Kemang untuk Simpan Uang Suap Rp 40 Miliar Kasus BTS

Mantan anggota BPK Achsanul Qosasi mengaku menyewa rumah di Kemang khusus untuk menyimpan uang suap Rp 40 miliar kasus BTS.

Baca Selengkapnya

Auditor BPK Disebut Minta Rp 12 Miliar untuk Menerbitkan WTP Kementerian Pertanian era Syahrul Yasin Limpo

11 hari lalu

Auditor BPK Disebut Minta Rp 12 Miliar untuk Menerbitkan WTP Kementerian Pertanian era Syahrul Yasin Limpo

Permintaan itu agar Kementerian Pertanian mendapat predikat WTP dari BPK karena ada kejanggalan anggaran proyek food estate era Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Kabupaten Batanghari Raih Predikat WTP Ke-9

12 hari lalu

Kabupaten Batanghari Raih Predikat WTP Ke-9

Kabupaten Batanghari raih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke-9, di Auditorium Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Jambi, pada Selasa, 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Saksi Akui Diminta Sewa Pesawat Rp 1,4 Miliar untuk Kunjungan Kerja Syahrul Yasin Limpo ke Maluku dan Anggarkan Beli 12 Sapi Kurban

12 hari lalu

Saksi Akui Diminta Sewa Pesawat Rp 1,4 Miliar untuk Kunjungan Kerja Syahrul Yasin Limpo ke Maluku dan Anggarkan Beli 12 Sapi Kurban

Hermanto diminta untuk menyediakan uang di luar anggaran Kementerian Pertanian untuk membeli sapi kurban buat Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

20 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

55 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya