TEMPO.CO, Jakarta - Prestasi indeks saham Dow Jones Amerika Serikat yang mencetak rekor baru tak terlalu banyak berpengaruh pada kurs rupiah. Senior analis dari LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, mengatakan rupiah tidak akan banyak bergerak meski ada sentimen positif dari luar negeri. (Baca juga: Pekan Ini, Bursa Saham Ramai Window Dressing)
Menurut Lucky, rupiah hanya akan menguat terbatas pada level 12.450-12.500 hingga akhir tahun. Pencapaian rekor Dow Jones, kata dia, memancing investor untuk menggerojokkan dana di pasar saham, sehingga tidak akan banyak masuk ke pasar uang. "Pasar uang hanya lebih terjaga volatilitasnya," kata Lucky kepada Tempo, Rabu, 24 Desember 2014.
Seperti diketahui, indeks Dow Jones di Wall Street mencetak sejarah pada perdagangan Selasa waktu setempat, karena menembus level 18.000 untuk pertama kalinya. Dow Jones menguat tajam setelah dipicu laporan data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang cukup memuaskan, menjelang akhir tahun. (Baca juga: BEI Targetkan Gaet 100 Ribu Investor Tahun Depan)
Selain Dow Jones, indeks S&P 500 juga mencetak rekor baru. Setelah menguat lima hari berturut-turut, Dow Jones dan S&P 500 bisa mencetak rekor intraday, hingga melampaui level 18.000. Menurut Lucky, ini adalah pencapaian terbaik bursa saham di Amerika. "Ini yang terbaik sepanjang sejarah," ucapnya.
TRI ARTINING PUTRI
Berita Terpopuler
Bima Arya Segel Gereja, Ini Respons GKI Yasmin
Daftar Sandi Korupsi, dari 'Obat' hingga 'Pustun'
Jokowi: Megawati Pemenang Pertarungan Politik
Berita terkait
Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain
7 jam lalu
Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar
Baca SelengkapnyaKepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM
1 hari lalu
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.
Baca SelengkapnyaBI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi
2 hari lalu
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.
Baca SelengkapnyaBI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
2 hari lalu
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen
Baca Selengkapnya6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global
3 hari lalu
Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?
Baca SelengkapnyaSurvei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat
5 hari lalu
Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
Baca SelengkapnyaPerkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama
7 hari lalu
Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN
9 hari lalu
Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.
Baca SelengkapnyaRamai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara
10 hari lalu
Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai
Baca SelengkapnyaAliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI
10 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.
Baca Selengkapnya