TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah berhasil melaju ke level 12.497 per dolar Amerika Serikat dalam perdagangan menjelang akhir tahun. Menurut Kepala Riset PT Harvest International Futures, Tony Mariano, rupiah berhasil kembali ke level fundamentalnya setelah sempat tertekan ke level 12.900 per dolar AS.
Tony mengatakan ada dua sebab rupiah bisa menguat. Penyebab pertama adalah intervensi yang dilakukan Bank Indonesia. Bank Indonesia dikabarkan mengucurkan dana hingga Rp 1,7 triliun untuk membeli obligasi dan aset lain sehingga rupiah bisa kembali pulih. (Baca: Senin Siang, Rupiah Naik ke Level 12.450 per Dolar)
Penyebab kedua adalah aksi ambil untung investor terhadap dolar setelah suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed Rate) batal naik. Tony mengatakan pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen, yang menyebutkan tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga berdampak negatif terhadap dolar.
The Fed yang tetap menggantungkan kebijakan moneternya pada perubahan signifikan data-data fundamental ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, dan inflasi, membuat kenaikan bunga paling mungkin terjadi pada pertengahan 2015. “Jika inflasi Amerika di level 1,2-1,3 persen dan tingkat pengangguran 5,9-6 persen, kenaikan Fed’s Rate tidak akan terjadi dalam waktu dekat,” kata Tony. (Baca: Pelemahan Rupiah Menguntungkan, Asal ...)
Penyebab ketiga adalah penyusutan permintaan dolar di dalam negeri. Kepastian sikap The Fed yang tak mengubah suku bunga acuannya membuat investor mengurangi kebutuhannya atas dolar. “Ketika suplai dolar di pasar domestik meningkat karena intervensi BI, permintaan akan dolar justru menyusut,” kata Tony.
Tony pun optimistis, kurs rupiah bakal terus menguat hingga ke level 12.300 pada pekan ini. Berakhirnya spekulasi suku bunga The Fed yang menjadi sentimen utama penekan rupiah selama sepekan terakhir membuat peluang penguatan rupiah diyakini akan tetap berlanjut.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Film Karya Sutradara Indonesia Masuk Radar Oscar
Bima Arya Segel Gereja, Ini Respons GKI Yasmin
Menteri Jonan Marah Gara-gara Harga Tiket
Berita terkait
BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi
15 menit lalu
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.
Baca SelengkapnyaBI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
16 jam lalu
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen
Baca Selengkapnya6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global
20 jam lalu
Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?
Baca SelengkapnyaSurvei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat
3 hari lalu
Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
Baca SelengkapnyaPerkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama
5 hari lalu
Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN
7 hari lalu
Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.
Baca SelengkapnyaRamai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara
8 hari lalu
Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai
Baca SelengkapnyaAliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI
8 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR
8 hari lalu
Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen
Baca SelengkapnyaCadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar
9 hari lalu
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Baca Selengkapnya