Kapal Pandu mendorong kapal bermuatan peti kemas untuk di sandarkan sebelum melakukan bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (18/2). PT Pelindo II menyiapkan investasi hingga US$ 2 miliar atau Rp 18,2 triliun untuk pembangunan Terminal Kalibaru sebagai pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok, sebanyak 20 persen dari Pelindo II (Indonesia Port Corporation), 35 persen dari uang muka investor, sisanya itu dari ekternal yaitu bank dan yang lainya. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kapal pandu raksasa dikabarkan tenggelam di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, Kamis, 4 Desember 2014. Peristiwa ini sempat mengganggu alur lalu lintas laut dan menyebabkan pencemaran lantaran minyak dari kapal tersebut tumpah. (Baca juga: Dua Kapal Tug Boat Hilang di Perairan Sumenep)
Informasi yang diperoleh Tempo menyebutkan bahwa kapal pemandu lalu lintas pelayaran yang tenggelam itu bernama TB Bima 34. Kapal milik PT Pelindo II ini karam di area bengkel Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok, pada pukul 03.04 WIB.
Menurut juru bicara Kementerian Perhubungan, Julius Adravida Barata, insiden karamnya TB Bima 34 sempat mengganggu lalu lintas pelayaran. Selain itu, tumpahan minyak dari badan kapal mencemari perairan di sekitar Tanjung Priok. "Sedang ditanggulangi," katanya kepada Tempo. (Baca juga: Indonesia Kekurangan Tenaga Pandu Kapal)
Kapal pandu TB 34 diketahui dibuat di Cina. Kapal ini bertugas menarik atau mendorong kapal lain di pelabuhan hingga ke laut lepas. Dengan tugas tersebut, kapal yang berukuran kecil ini memiliki tenaga yang lebih besar daripada kapal lain.