Berantas Mafia Migas, Tantangan Faisal Kompleks

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 17 November 2014 13:03 WIB

Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bersama Direktur Inter Cafe Dr. Iman Sugema (tengah) dan Direktur Eksekutif IRESS Marwan Batubara (kiri), saat mengikuti seminar Energi Migas, di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Selasa (17/7). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjuk Faisal Basri sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi. Menurut pengamat energi Marwan Batubara Faisal harus kerja keras membenahi sektor ini.

"Tantangannya kompleks," kata pengamat energi Marwan Batubara saat dihubungi Tempo, Senin, 17 November 2014.

Marwan menilai tantangan yang dihadapi Faisal kompleks dalam memberantas mafia migas karena melibatkan aktivitas lintas kementerian. (Baca: Basmi Mafia Migas, Ini Masukan untuk Faisal Basri)

Marwan mengatakan tim yang dipimpin Faisal dapat belajar dari kasus Panitua Khusus (Pansus) Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Periode 2004-2009. "Waktu itu mereka berkerja cukup lama, belakangan malah hasil kerjanya tidak jelas," ujar Marwan. Hal itu dianggapnya sebagai indikasi mafia migas bisa mempengaruhi sekelompok orang atau lembaga.


Menurut Marwan, kasus Pansus BBM itu bisa menjadi referensi untuk menggambarkan tim Faisal menghadapi masalah yang tidak mudah. (Baca: Dulu Bersaing, Kini Faisal Basri Bantu Jokowi)

Menurut Marwan, Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi akan menghadapi individu dan lembaga dengan kekuatan besar. Oleh karena itu, Marwan melanjutkan, negara tidak bisa bergantung kepada tim itu saja."Komitmen dari presiden lah yang kita butuhkan," kata Marwan. Bahkan, Marwan menyebut menteri pun belum mampu memberantas mafia migas.

Marwan mengungkapkan, tim reformasi tersebut akan memberikan rekomendasi, dengan kajian komprehensif. Selanjutnya, hasil kajian dijadikan dasar pemerintah untuk melakukan perbaikan. (Baca: Faisal Basri Diharap Sikat Mafia Migas)

Ada dua hal yang harus diperhatikan Faisal dan timnya untuk membenahi sektor migas. Pertama, kualitas dan rekomendasi bisa dipertanggungjawabkan. Kedua, komitmen pemerintah menjalankan rekomendasi tim.

"Mengatasi masalah sistem harus dengan sistem," kata Menteri Energi Sudirman Said di kantornya, Jakarta, Ahad, 16 November 2014. Menurut Sudirman, pada Jumat, 14 November 2014, Marwan sudah resmi mengeluarkan surat keputusan pembentukan Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi serta penunjukan Faisal.

Ada empat ruang lingkup tim ini selama bertugas. Empat ruang lingkup itu adalah me-review seluruh proses perizinan dari hulu ke hilir, menata ulang kelembagaan yang terkait dengan pengelolaan minyak dan gas, mempercepat revisi Undang-Undang Migas, dan merevisi proses bisnis untuk mencegah adanya pemburu rente dalam setiap rantai nilai industri migas.

MARIA YUNIAR


Berita Terpopuler
Ini Profil Mahasiswi yang Nyabu Bareng Dosen Unhas

Ini Kesepakatan Kubu Jokowi-Prabowo Soal UU MD3

Jokowi Kenalkan Blusukan di Forum G-20

Berita terkait

Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel

11 Oktober 2019

Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel

SKK Migas menargetkan produksi migas 1 juta barel per hari pada 2030.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi

10 Januari 2018

Harga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi

Produsen minyak dan gas bumi kelas dunia menyambut perbaikan harga Minyak Dunia dengan menggenjot investasi.

Baca Selengkapnya

ESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah

9 Januari 2018

ESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan produksi minyak bumi pada tahun ini sulit bertambah.

Baca Selengkapnya

Pertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total  

29 Agustus 2017

Pertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total  

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menyatakan Pertamina harus siap menjalankan operasi, baik dengan Total maupun tanpa Total.

Baca Selengkapnya

Pertamina EP Tambah Produksi Minyak

28 Agustus 2017

Pertamina EP Tambah Produksi Minyak

Target produksi Pertamina EP belum terpenuhi karena pemboran
akhir tahun lalu tidak signifikan.

Baca Selengkapnya

Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta

31 Juli 2017

Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta

Pengeboran di aera Sembakung dan Tarakan akan dilakukan pada September 2017. Produksi migas Blok Tarakan ditargetkan 2.700 barrel of oil per day.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela  

30 Juli 2017

Pemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela  

Menurut pemerintah, saat ini ada beberapa calon pembeli gas produksi Blok Masela. Selain gas, pembeli diharapkan dapat memproduksi pupuk.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor

30 Juli 2017

Pemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor

Penawaran itu dilakukan menyusul mundurnya salah satu kontraktor Blok East
Natuna, Exxon, dari konsorsium pengelola ladang migas.

Baca Selengkapnya

Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah  

30 Juli 2017

Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah  

Kontrak pengelolaan PT Chevron atas Blok Rokan berakhir pada 2021. Namun hingga kini, Cevron belum memberikan kepastian untuk meneruskannya.

Baca Selengkapnya

Pertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti

20 Juli 2017

Pertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti

PT Pertamina Hulu Energi tidak melanjutkan kerja sama
pengelolaan Blok Tuban di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya