ICP Turun, Harga BBM Bersubsidi Tetap Naik  

Reporter

Rabu, 5 November 2014 06:55 WIB

Antrean panjang pengendara bermotor mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Jalan Proklamasi, Depok, Jawa Barat, 26 Agustus 2014. Antrean itu disebabkan kelangkaan BBM Bersubsidi menyusul diberlakukannya pemangkasan kuota BBM Bersubsidi. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani meminta rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi dalam waktu dekat tidak dikaitkan dengan turunnya harga minyak mentah Indonesia (ICP). (Baca: Jokowi: Subsidi BBM Bebani Anggaran Negara)

"Melihat kebijakan itu enggak cuma satu. Mikirin Indonesia itu jangka menengah dan panjang. Penurunan baru satu-dua pekan, kan, enggak tahu besok lusa bagaimana," kata Askolani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2014. (Baca: BBM Belum Naik, Harga Gula dan Beras Mendahului)

Menurut Askolani, penurunan harga ICP memang menghemat subsidi BBM. Namun kenaikan harga BBM bersubsidi akan tetap berlangsung. "Kalau kita enggak antisipasi, susah, tahu-tahu nanti sudah masuk jurang. Pikirkan, program pemerintah (bisa) berjalan, masyarakat (jadi) terbantu," ujar Askolani.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat, ICP bulan Oktober US$ 83,72 per barel. Angka tersebut turun US$ 11,25 per barel dari US$ 94,97 per barel pada September 2014. ICP September pun turun US$ 4,54 per barel dibanding Agustus, yang sebesar US$ 99,51 per barel. Penurunan ini adalah lanjutan tren sejak Agustus, yang turun US$ 5,12 menjadi US$ 99,51 dibanding Juli 2014, yang sebesar 104,63 dolar per barel.

Proyeksinya, rata-rata ICP hingga akhir tahun adalah US$ 102-104 per barel. Angka tersebut berada di bawah asumsi dalam APBN Perubahan 2014 sebesar US$ 105 per barel.

Penurunan ICP mungkin akan menghemat anggaran subsidi Rp 2 triliun di bawah alokasi sebesar Rp 246,5 triliun. "Dengan asumsi kebijakan masih sama, volume, kebijakan kas masih sama itu lebih rendah. Kalau kebijakan disesuaikan, volume berubah, itu (realisasi) bisa berubah," kata Askolani. Pemerintah mematok volume bensin bersubsidi sebanyak 46 juta kiloliter dengan posisi nilai tukar rupiah di kisaran 11.900 per dolar Amerika.

AISHA SHAIDRA

Terpopuler:
Menteri ESDM Copot Dirjen Migas
Susi Pilih Pulang Kampung Bila Terhambat Birokrasi
Sofyan Djalil Pastikan Harga BBM Naik Bulan Ini
Miliaran Rupiah untuk Logo Baru
Jokowi Gandeng 20 Investor Infrastruktur

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

4 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

5 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

8 hari lalu

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

Berikut ini daftar negara dengan harga BBM paling murah di dunia, ada yang hanya dijual Rp467 per liter. Apa Indonesia termasuk?

Baca Selengkapnya

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

14 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

25 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Dua Bulan Pertamina Tahan Kenaikan Harga BBM, Terungkap Pertamax Palsu di Empat SPBU Pertamina

31 hari lalu

Terkini Bisnis: Dua Bulan Pertamina Tahan Kenaikan Harga BBM, Terungkap Pertamax Palsu di Empat SPBU Pertamina

Nicke Widyawati mengatakan Pertamina tidak hanya mengejar keuntungan. Sudah dua bulan perusahaan menahan kenaikan harga BBM.

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Tahan Harga BBM, Bos Pertamina: Bukan Cuma Cari Untung

31 hari lalu

Dua Bulan Tahan Harga BBM, Bos Pertamina: Bukan Cuma Cari Untung

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan mengatakan Pertamina menahan harga BBM dengan mempertimbbangkan kondisi daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

36 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

45 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya