Duta besar Norwegia untuk Indonesia, Stig Ingemar Traavik. TEMPO/Dwianto Wibowo
TEMPO.CO, Jakarta - Proyek kerja sama pengembangan budi daya ikan laut antara Indonesia dengan Norwegia di Kepulauan Yapen, Papua, akan mulai berjalan Desember 2014. Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik mengatakan peningkatan produksi ikan ini penting bukan hanya untuk mendukung ekspor, tetapi juga untuk memenuhi konsumsi dalam negeri. (Baca:Jadi Menteri, Susi Sumbangkan Gaji untuk Nelayan)
Kerja sama budi daya ikan laut antara Indonesia dan Norwegia di Yapen dilakukan untuk mengembangkan ikan tuna sirip kuning dan ikan barramundi di laut dalam. Targetnya, kerja sama ini bisa menghasilkan sekitar 1 juta ekor ikan per tahun. (Baca:Ini Tuntutan Nelayan Pantura kepada Menteri Susi)
"Indonesia perlu mengkonsumsi protein lebih banyak. Kalau mengkonsumsi ikan, Anda akan lebih sehat dan pintar. Jadi, dengan makan ikan, berkontribusi juga untuk Indonesia pintar," kata Stig di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa, 4 November 2014. (Baca:Fakta-fakta Seputar Pencurian Ikan)
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada 2013 rata-rata konsumsi ikan di Indonesia sebanyak 35,14 kilogram per kapita per tahun. Kementerian menargetkan konsumsi ikan di Indonesia meningkat menjadi 38 kilogram per kapita tahun ini.
Tingkat konsumsi ini lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia yang mengkonsumsi 56,1 kilogram ikan per kapita per tahun. Di lain pihak, tingkat konsumsi Singapura 48,9 kilogram ikan per kapita per tahun. (Baca:Cara Menteri Susi Berantas Pencurian Ikan)
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
3 hari lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.