TEMPO Interaktif, Jakarta: PT HM Sampoerna Tbk berjanji tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terkait rencana merger pertusahaan itu dengan PT Philipp Moris Indonesia. Presdir HM Sampoerna Martin G King mengatakan, perusahaan menargetkan peningkatan pangsa pasar pascaakuisisi yang rampung awal pekan ini. “Itu artinya tercipta lebih banyak lapangan kerja,” kata Martin kepada pers usai diterima Wakil presiden di kantornya. Ia melanjutkan, merek Sampoerna dan Phillip Morris saat ini memiliki citra yang baik di pasar. “Kami berencana menaikkan volume penjualan,” kata dia. Direktur Andrew White menegaskan, kedua perusahaan belum digabung dalam waktu dekat ini. “Masih akan tetap terpisah,” katanya.Soal rencana pemerintah yang menaikkan harga enceran sekitar 12-20 persen, Martin mengaku hal tersebut tidak dibahas dengan wapres. “Tadi hanya pertemuan silahturahmi seusai rampungnya jual beli saham,” ujarnya.Direktur Sampoerna Angky Camaro mengatakan, rencana kenaikan 15-20 persen cukup tinggi. Ia mengusulkan kenaikan sekitar 10 persen agar tidak mempengaruhi volume penjualan. Menurutnya, kenaikan harga penjualan itu sebenarnya berlaku tiap tahun. Namun, pemerintah menahan kenaikan tahun lalu karena kenaikan harga jual dan cukai pada 2002 dinilai sudah tinggi. "Pengaruh kenaikan itu masih terasa hingga sekarang."Dalam pertemuan ini, Martin melanjutkan, Wakil Presiden mendukung investasi Philipp Moris yang membeli sekitar 97 persen saham Sampoerna. Sebab, Indonesia memiliki prospek perekonomian yang cerah. Budi Riza