Ambulans melewati para pekerja Freeport di Tembagapura, Papua, (15/5). Sebanyak 41 pekerja tambang terjebak longsor, ketika mengikuti training di Underground QMS Biggosan Mill 74, pada pukul 07.40 WIT. AP
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Teknik dan Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Bambang Susigit mengatakan tambang terbuka Grasberg milik PT Freeport Indonesia masih akan ditutup seusai kecelakaan yang merenggut nyawa empat pekerja pada 27 September 2014.
Menurut Bambang, aktivitas penambangan bijih di tambang terbuka Grasberg dihentikan hingga Freeport menaati rekomendasi pemerintah. "Kamis besok, Freeport akan mempresentasikan kemajuan pelaksanaan rekomendasi," kata dia di kantornya, Selasa, 7 Oktober 2014. (Baca: Freeport Enggan Tanggapi Hasil Investigasi ESDM)
Bambang mengatakan rekomendasi prioritas yang harus dilakukan oleh Freeport adalah identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko di seluruh area Grasberg. Freeport juga diminta memperbaiki manajemen lalu lintas di seluruh area tambang. "Rekomendasi itu harus dilaksanakan maksimal dalam sepekan."
Setelah melakukan investigasi, pemerintah memastikan kecelakaan di tambang Grasberg sebagai kasus kecelakaan murni. Dari hasil pemeriksaan tempat, alat, sistem, dan wawancara dengan sejumlah orang yang bertanggung jawab, ada lima kriteria kecelakaan yang terpenuhi yakni tidak direncanakan, menimpa pekerja tambang, dan terjadi pada jam kerja. (Baca: Kronologi Kecelakaan Freeport, Truk Tabrak SUV)
"Kami meminta direksi Freeport melakukan evaluasi menyeluruh terhadap lini manajemen yang bertanggung jawab pada kegiatan operasi tambang Grasberg," ujar Bambang. (Baca: Kecelakaan Tambang, Freeport Buat Dua kesalahan)