Pengumuman di SPBU Pertamina kawasan Otista bertuliskan "Kuota solar subsidi hari ini habis", Jakarta (26/8). Habisnya persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di beberapa SPBU di daerah merupakan konsekuensi dari pengaturan kuota yang diterapkan. Tempo/Aditia noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara PT Pertamina (persero), Ali Mundakir, mengatakan hingga akhir September 2014 penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah mencapai 34,9 juta kiloliter. (Baca: Kuota BBM Bersubsidi Dipastikan Jebol)
Dengan realisasi ini, hingga kuartal III 2014, penyaluran BBM bersubsidi telah mencapai 75,86 persen dari kuota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan sebesar 46 juta kiloliter, atau tersisa 24,14 persen hingga akhir tahun.
"Melihat realisasi ini, jika tidak melakukan apa-apa, terjadi kelebihan kuota konsumsi BBM bersubsidi sebanyak 1,61 juta kiloliter," kata Ali, Senin, 6 Oktober 2014. (Baca juga: Di Balikpapan Mobil Mewah Bebas Pakai BBM Subsidi)
Data Pertamina menyebutkan, pada Januari-September 2014 sudah disalurkan 22,24 juta kiloliter Premium dan 11,94 juta kiloliter solar. Pertamina mencatat penyaluran Premium naik 1,9 persen dibandingkan Januari-September 2013. Sedangkan penyaluran solar bertambah 3,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (Baca: BPH Migas Lanjutkan Pengendalian BBM Subsidi)
Dalam APBNP 2014, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sepakat untuk mengurangi kuota BBM bersubsidi. Jatah BBM murah dipangkas dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter. (Baca juga: 2015, Subsidi Energi Dijatah Rp 344,7 Triliun)