Kebutuhan Kantong Plastik di Indonesia Tinggi

Reporter

Sabtu, 4 Oktober 2014 14:06 WIB

Handoko Saptajaya Sidharta selaku GM Sales & Marketing, CV. Sinar Joyoboyo memberi bantuan 25.000 lembar plastik untuk Masjid Istiqlal dan 350.000 lembar plastik untuk 500 masjid yang tersebar di pulau jawa saat ditemui di Decanter, Kuningan, Jakarta, 2 Oktober 2014. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Kebutuhan kantong plastik di Indonesia masih sangat tinggi. Terutama pada saat perayaan momen-momen besar seperti hari raya Idul Adha.

Tercatat di tahun 2013 angka kebutuhan kantong plastik dalam negeri mencapai 4 juta ton dan diprediksi kebutuhannya akan terus meningkat hingga 7-8 juta ton di tahun 2020.

Selain karena didorong oleh kebutuhan dari masyarakat, kondisi pertumbuhan industri kantong plastik disokong pula oleh adanya permintaan dari sektor lain, seperti industri makanan, minuman, infrastruktur, otomotif, dunia medis, dan pertanian.

Perusahaan Sinar Joyo Boyo Plastik selaku produsen kantong plastik nasional, memandang hal tersebut sebagai peluang pasar yang sangat potensial.

Handoko Saptajaya Sidharta, General Manager Sales & Marketing Joyo Boyo, mengungkapkan, “Kantung plastik masih menjadi barang komoditi yang belum bisa tergantikan," di Decanter, Kuningan, Jakarta, 2 Oktober 2014.

Kebutuhan itu menunjang industri usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) termasuk industri fast moving consumer goods (FMCG). "Kantung plastik masih menjadi primadona masyarakat karena harganya juga lebih ekonomis ketimbang kantung lainnya,” kata dia. (Baca: Perusahaan Pro-Lingkungan Otomatis Masuk E-Catalog)

Namun, dari tingginya angka kebutuhan kantong plastik tersebut memunculkan permasalahan lain berupa timbulnya dampak negatif bagi lingkungan yang diakibatkan cara penggunaan kantong plastik yang tidak tepat. Selain itu, disebabkan pula oleh kurangnya tingkat pemahaman masyarakat mengenai fungsi dari masing-masing jenis kantong plastik.

“Kami melalui inovasi produk menerapkan sistem manajemen mutu menghasilkan produk plastik aman untuk lingkungan dan baik untuk makanan,” tambah Handoko. Perusahaan ini meluncurkan program Tebar Kantung Plastik Qurban sebagai langkah perusahaan meminimalisasi dampak penggunaan plastik yang cenderung meningkat di momen-momen penting, seperti halnya hari raya Idul Adha.

Data penyembelihan hewan kurban Dirjen Peternakan dan Kesehatan RI di tahun 2013, dihitung dari 12 provinsi yang terdaftar, total hewan kurban yang disembelih adalah sekitar 149 ekor sapi dan 219 ekor kambing.

Apabila dari masing-masing hewan kurban dihitung dengan ukuran terkecil 500 kg per ekor sapi dan 30 kg per ekor kambing, maka jumlah daging kurban yang dihasilkan minimalnya sekitar 80 ton (80.800 kg).

Dari data tersebut maka kebutuhan kantong plastik untuk satu momen perayaan Idul Adha saja sudah mencapai sekitar 40.400 lembar kantong plastik (1 kantong=2 kg daging ). "Ini artinya tingkat penggunaannya sangat tinggi," kata Handoko. (Baca: Plastik Ramah Lingkungan Indonesia Laku di Eropa)

Berdasarkan kondisi tersebut, mereka mengambil peranan dengan menghadirkan kantong plastik transparan tipe Hdpe yang secara hasil uji klinis sudah memenuhi standar aman untuk makanan dan ramah untuk lingkungan.

Pada pelaksanaan ibadah kurban tahun ini, Joyo Boyo menyediakan kebutuhan kantong plastik kurban sebanyak 350.000 lembar untuk memenuhi kebutuhan 500 masjid yang tersebar hampir di seluruh wilayah pulau Jawa, seperti Jakarta, Jember, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Madiun, Malang, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Tulungagung, Blitar, Kediri, Jombang, Purwakarta, Cianjur, Tasikmalaya, Pamanukan, Jatiwangi, Purwokerto-Ajibarang, Salatiga, Kudus, Pati, Pekalongan, Solo, Klaten, Surakarta, Karanganyar, D.I. Yogyakarta, dan wilayah pulau Jawa lainnya.

Dan menggandeng Masjid Istiqlal dengan menyumbangkan ke pihak panitia kurban Masjid Istiqlal, sebanyak 25.000 lembar kantong plastik. Drs H Mubarok Msi, Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal, mengatakan menyambut baik kerja sama ini. "Terutama dalam penyediaan kantong-kantong plastik untuk daging kurban di Masjid Istiqlal," kata Mubarok.

Perusahaan ini melakukan inovasi penggunaan sistem oxo-biodegradable dengan materi didukung EPI selaku developer, licensor, dan distributor untuk zat yang menjadikan plastik dapat terdegradasi dalam 2 tahun, yang berpusat di Kanada.

EVIETA FADJAR

Berita Terpopuler
Blue Bird Segera Melantai di Bursa Saham
Cara Jitu Investasi di Masa Transisi Politik
H-10 Pelantikan Jokowi, Saat Tepat Berinvestasi
Sesi Pembukaan, Indeks Saham Terjun Bebas

Berita terkait

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM

Baca Selengkapnya

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.

Baca Selengkapnya

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.

Baca Selengkapnya

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay

Baca Selengkapnya

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.

Baca Selengkapnya

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?

Baca Selengkapnya