Ekonom: Pemerintah Waspadai Kurs Rupiah di APBN  

Reporter

Rabu, 1 Oktober 2014 10:38 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Latif Adam, menyatakan pemerintah perlu mengantisipasi asumsi dasar ekonomi terkait dengan kurs rupiah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015. Berdasarkan hasil pembahasan antara pemerintah dan DPR, kurs tukar rupiah disepakati rata-rata Rp 11.900 per dolar Amerika.

Nilai tukar rupiah ini lebih rendah dibandingkan kurs saat ini di kisaran Rp 12.172 per dolar. "Dilihat dari kondisinya, angka ini begitu optimistis, pemerintah perlu hati-hati untuk menjaganya," kata Latif ketika dihubungi, Selasa, 30 September 2014. (Baca: Kurs Regional Menguat, Rupiah Tertahan Politik)

Ia menjelaskan pemerintah memang semestinya optimistis bahwa kondisi perekonomian di tahun mendatang, bakal membaik. Namun pemerintah disarankan pula mempertimbangkan hal-hal yang kemungkinan bisa menjadi hambatan atau kendala dalam menjalankan anggaran. (Baca: 2015, Subsidi Energi Dijatah Rp 344,7 Triliun)

Misalnya rencana kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) untuk mempercepat kenaikan tingkat suku bunga. "Belum lagi penurunan pertumbuhan ekonomi Cina, resiko-resiko rupiah melemah masih ada," ujarnya. Oleh sebab itu, Latif menyarankan asumsi dan postur anggaran yang disepakati pemerintah untuk tahun depan dikaji kembali oleh pemerintahan baru dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut. (Baca: Rupiah Melemah, BI Intervensi Pasar Uang)

Menteri Keuangan Chatib Basri menegaskan bahwa asumsi dan postur anggaran yang telah diketok antara pemerintah dan DPR untuk tahun depan tidak perlu dikhawatirkan. Segalanya sudah dipertimbangkan, termasuk rencana kenaikan suku bunga oleh The Fed.

Ia memaparkan kurs rupiah saat ini justru sudah mengantisipasi kebijakan The Fed. "Pasar mengenal yang namanya price in, sudah dikalkulasi dan dimasukkan dalam nilainya," kata Chatib.

GUSTIDHA BUDIARTIE

Berita Terpopuler
Tak Penuhi Kuorum, UU Pilkada Tak Sah
Jokowi Pilih Gugat MK Ketimbang Patuhi Yusril Ihza
5 Skenario yang Bisa Jegal UU Pilkada
SBY Tiba di Tanah Air, Muncul #WelcomeMrLiar

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

42 menit lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

1 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

1 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

6 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

6 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

6 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

6 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya