Masih Ada Perombakan Lanjutan di Mandiri

Reporter

Editor

Selasa, 17 Mei 2005 03:28 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Bersih-bersih di tubuh di Bank Mandiri belum selesai. Pemerintah tampaknya akan menggelar perombakan tahap kedua terhadap direksi PT Bank Mandiri Tbk. Menteri Negara BUMN Sugiharto memberi isyarat menyatakan, pemerintah selaku pemegang saham telah memberikan instruksi kepada jajaran komisaris dan direksi yang baru diangkat hari ini untuk melakukan evaluasi terhadap direksi yang lain. "Ini perlu dikaji secara seksama dan cerdas, apakah perlu dilakukan pergantian susulan?"kata Sugiharto kepada pers di kompleks istana. Menteri Sugiharto menyatakan, salah satu penyebab kinerja Bank Mandiri tidak optimum adalah terjadinya ketidakkompakan diantara jajaran direksi dan komisaris sebelumnya. "Ini harus dihindari,"katanya. Oleh sebab itu, saat ini pemerintah baru mengganti sebagian jajaran direksi dan komisaris di bank beraset sekitar Rp 250 triliun itu. Pergantian hari ini, Menurut Sugiharto, baru sebagian karena prosesnya membutuhkan waktu yang lama. Ini juga untuk melihat jajaran direksi dan komisaris terpilih bisa bekerja sama secara tim. Apakah ada jajaran direksi bank ini yang akan menjadi tersangka tambahan selain tiga orang yang sudah ditetapkan? Sugiharto menyerahkan itu kepada Kejaksaan Agung. Kasus yang sama, menurut Menteri Sugiharto, juga terjadi di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Menurutnya, manajemen di bank penyalur kredit usaha kecil menengah ini perlu mengalami penyegaran. Selain itu jangka waktu tugasnya sudah berakhir. Pemerintah, telah mengantongi nama-nama direksi dan komisaris yang akan diganti dan para penggantinya sejak rapat Tim Penilai Akhir akhir pekan lalu. Soal kredit bermasalah di BRI kepada PT Domba Mas dan anak perusahaannya? Sugiharto, menyatakan itu menjadi kewenangan aparat. "Kejaksaan Agung bertindak setelah ada laporan BPK,"katanya. Apakah ada kredit lainnya yang bermasalah seperti Domba Mas di BRI dan bank pelat merah lainnya? Menteri Sugiharto menyatakan tak ingat satu per satu kredit yang ada. "Sangat lumrah di bank ada kredit seret, tapi apakah karena penyebabnya normal?"ujarnya.Pemerintah, akan menciptakan iklim yang kondusif sehingga tidak perlu ada kekhawatiran bankir dalam menyalurkan kredit. Direksi juga harus membangun kembali kepercayaan di wilayah, daerah dan cabang dalam menyalurkan kredit. "Manajemen harus berani mengambil resiko dengan pemberian kredit yang hati-hati,"kata Menteri Sugiharto.Budiriza

Berita terkait

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

12 jam lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

1 hari lalu

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran, serta peran pegawai Mandiri untuk menerapkan ESG dalam operasional perseroan.

Baca Selengkapnya

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

3 hari lalu

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

Digitalisasi menjadi salah satu langkah untuk memperluas akses masyarakat terhadap perbankan demi mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

5 hari lalu

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

Bank Mandiri menilai suku bunga acuan berpotensi turun pada kuartal IV 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

6 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya