Menteri Keuangan Chatib Basri. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah menyepakati asumsi dasar ekonomi makro untuk Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2015. Dalam rapat yang digelar pada Senin malam, 22 September 2014, disepakati perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah.
"Ini bagus ya, walaupun anggarannya baseline, tapi defisitnya dicoba diturunkan dari 2,32 menjadi 2,21 persen," kata Menteri Keuangan Chatib Basri usai rapat kerja bersama Banggar DPR, Senin, 22 September 2014.
Asumsi makro yang disepakati meliputi pertumbuhan ekonomi 5,8 persen. Angka ini naik dari usulan pemerintah dalam nota keuangan, yaitu 5,6 persen. Inflasi disepakati 4,4 persen. Nilai tukar rupiah dipatok pada angka Rp 11.900 per dolar AS.
Untuk harga minyak mentah Indonesia disepakati pada harga US$ 105 per barel. Dari sektor energi, lifting minyak ditetapkan 900 ribu barel per hari dan lifting gas 1.248 ribu barel setara minyak per hari.
Volume konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi ditetapkan 46 juta kiloliter. Angka ini sama dengan APBN-P 2014. Padahal, pemerintah mengusulkan 48 juta kiloliter pada nota keuangan.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
2 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.
Ade Suryaman, menghadiri acara penting terkait penyaluran TKD dan pemberian penghargaan kinerja di Aula Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sukabumi pada Senin, 22 April 2024.