Petugas mengamati layar pergerakan IHSG usai pembukaan perdagangan di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (2/1). Pada perdagangan preopening, IHSG naik 20,318 poin (0,48%) ke level 4.294,495. Sedangkan Indeks LQ45 menguat 5,232 poin (0,74%) ke level 716,367. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari Trust Securities, Reza Priyambada, memprediksi indeks harga saham gabungan minim gerakan hari ini. "Indeks berpeluang kembali melemah," ujar dia, Rabu, 17 September 2014.
Pada perdagangan hari ini, ia memprediksi indeks berada pada rentang support 5.118-5.124 dan resisten 5.145-5.158. "Dark cloud di atas lower bollinger band (LBB )," ujar dia. (Baca: Koreksi Indeks Dow Jones Bakal Bayangi IHSG)
Laju indeks, ia melanjutkan, sempat masuk ke dalam target support (5.110-5138). Meski begitu, laju indeks juga sempat masuk target resisten (5.151-5.164). "Meski melemah, indeks mencoba bertahan untuk tidak melemah lebih dalam," ujar dia. Reza berharap aksi beli bertahap dapat berlanjut untuk menahan pelemahan indeks.
Untuk rupiah, ia memprediksi tidak jauh berbeda dari sehari sebelumnya. "Laju nilai tukar rupiah jelang pertemuan The Fed masih melanjutkan pelemahan," ujar dia. (Baca: IHSG Loyo, Saham-saham Ini Bisa Jadi Andalan)
Sementara itu, laju dolar AS belum beranjak dari tren penguatannya sehingga membuat nilai tukarnya mampu melibas mata uang lainnya. Reza melihat pelemahan yuan, yen, pounds, dan dolar Australia memberikan kesempatan bagi US$ melaju tanpa hambatan.
Laju rupiah, menurut Reza, di atas level support 11.903. "Tidak jauh berbeda dari sebelumnya di mana masih kuatnya laju dolar AS dan sedikitnya sentimen dalam negeri membuat rupiah belum mampu mengimbangi kenaikan lanjutan dari dolar AS," ujar Reza. Ia meyakini kurs tengah BI berada pada Rp 11.915-11.892.