Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung mengelap keringat saat rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono di Istana Kepresidenan, Jakarta, 30 Juni 2014. Presiden mengimbau agar jajarannya tetap fokus dalam mengelola bidang perekonomian, meski situasi politik menjelang Pilpres 2014 semakin memanas. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung meminta tim transisi bentukan Joko Widodo-Jusuf Kalla membuat surat tugas saat mendelegasikan anggotanya untuk bertemu dengan pemerintah. Sebab, pria yang akrab disapa CT ini kerap didatangi orang yang mengaku-aku sebagai anggota tim transisi. "Saya prihatin akan hal ini," katanya di kantornya, Kamis malam, 4 September 2014. (Baca: Tim Transisi Juga Temui Jenderal Ini)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ujar CT, bersikap terbuka kepada tim transisi. Namun sikap terbuka ini dimanfaatkan oleh kelompok tertentu, yang mengaku sebagai perwakilan tim transisi. Padahal, tutur dia, yang hendak dibicarakan dengan tim transisi adalah rahasia negara. (Baca: Nama-nama Menteri Jokowi Versi Relawan)
Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan mandat, CT meminta ketua tim transisi, Rini Soemarno, untuk menerbitkan surat tugas resmi saat anggotanya menemui pemerintah. Dengan surat tugas tersebut, kata CT, pemerintah memiliki jaminan dalam menyampaikan informasi selama proses transisi berlangsung. "Jika tidak ada surat tugas itu, saya hanya bisa bilang, terima kasih," ujarnya.
Pada siang ini, Jumat, 5 September 2014, pemerintah mengagendakan sidang kabinet untuk membicarakan masalah transisi pemerintahan. Rapat tersebut membahas berbagai persiapan agar peralihan kepemimpinan kepada presiden terpilih Joko Widodo berjalan dengan baik. (Baca: Siang Ini, Sidang Kabinet Soal Transisi Digelar)