Chatib: Pertumbuhan Ekonomi 5,6 Persen Realistis  

Kamis, 21 Agustus 2014 19:46 WIB

Muhamad Chatib Basri. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pemerintah perlu menjaga laju pertumbuhan ekonomi pada batas-batas yang tidak menimbulkan tekanan yang mengancam stabilitas ekonomi. "Pertumbuhan ekonomi 5,6 persen untuk tahun depan merupakan tingkat pertumbuhan yang realistis dan konservatif," ujarnya di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Agustus 2014.

Menurut Chatib, target pemerintah dalam menetapkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 persen pada tahun depan telah memperhatikan faktor internal dan eksternal. (Baca: RAPBN 2015 Beri Peluang untuk Pemerintahan Baru)

Sebelumnya, Fraksi Partai Golongan Karya, Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, dan Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya mempertanyakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015. Sedangkan pada APBN-P 2014, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen. Namun, realisasinya, pertumbuhan ekonomi pada semester pertama tahun ini hanya mencapai 5,2 persen. (Baca: SBY Banggakan Realisasi MP3EI)

Menjawab pertanyaan itu, Chatib menjelaskan, dari sisi internal, kebijakan menjaga stabilitas ekonomi domestik menjadi fokus dari kebijakan ekonomi makro, khususnya dalam rangka memperbaiki posisi keseimbangan eksternal Indonesia. "Transaksi berjalan mengalami defisit dalam beberapa tahun terakhir yang imbasnya juga pada pergerakan nilai tukar rupiah," katanya.

Selain itu, stabilitas ekonomi perlu dijaga, mengingat hal tersebut akan memberikan landasan yang solid serta menjadi prasyarat bagi pertumbuhan yang berimbang dan berkelanjutan. (Baca: Chairul Tanjung: Tantangan Ekonomi Sangat Berat)

Dari sisi eksternal, kata Chatib, pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh kinerja ekonomi global yang cukup membaik, khususnya di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa. Namun masih terdapat risiko yang perlu diwaspadai, seperti kinerja ekonomi Cina yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia, perkembangan harga komoditas internasional yang cukup fluktuatif dengan tren yang menunjukkan pelemahan, serta implikasi dari kebijakan moneter Amerika Serikat.

GANGSAR PARIKESIT



Topik terhangat:

ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi

Berita terpopuler lainnya:
Kiai Pro-Prabowo: Jika Tidak PSU, MK Cacat
Tiga Kader Golkar Gugat Ical Rp 1 Triliun
Candi Borobudur Disebut Jadi Target Teror ISIS

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

1 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

7 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

8 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

8 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

8 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

8 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya