Kinerja Garuda Bakal Tertekan Hingga Akhir Tahun

Reporter

Rabu, 23 Juli 2014 05:21 WIB

Pesawat Garuda Indonesia. Tempo/Fahmi Ali

TEMPO.CO , Jakarta:Kinerja maskapai penerbangan Garuda Indonesia, diperkirakan masih tetap tertekan hingga akhir tahun. Menurut Sekretaris Umum Forum Komunikasi Certified Securities Analyst (FK CSA) Reza Priyambada, tertekannya kinerja Garuda disebabkan oleh gencarnya ekspansi yang dilakukan oleh maskapai pelat merah ini. "Saat ada tambahan rute baru atau pesawat baru, biaya pemeliharaan pesawat dan pembelian avtur akan meningkat," kata Reza, Selasa 22 Juli 2014.

Di sisi lain bisnis maskapai penerbangan tak menjanjikan keuntungan dalam jumlah besar. Marjin amat tipis untuk maskapai berbiaya murah. Ketatnya persaingan akan membuat laba perusahaan tergerus. "Seperti Citilink (anak usaha Garuda) yang bermain di low cost," ujar Reza.

Meski demikian, ekspansi yang dilakukan Garuda dalam jangka akan bagus untuk maskapai ini. Apalagi ketika jumlah kelas menengah naik signifikan.

Ihwal wacana penjualan saham Citilink kepada investor, Reza mengatakan sebaiknya tidak terburu-buru. Dia beralasan, hal ini membutuhkan banyak pertimbangan termasuk waktu dan porsi saham yang akan dilepas. Pemilihan waktu yang salah dikhawatirkan akan membuat harga yang ditawarkan tidak optimal.

Garuda mencatatkan rugi usaha sebesar US$ 233,91 juta pada semester pertama tahun ini. Padahal di semester sebelumnya, perusahaan plat merah ini membukukan keuntungan sebesar US$ 14,31 juta. Selain itu, jika dibandingkan dengan kuartal I 2014 lalu, kerugian GIAA juga meningkat. Pada kuartal I lalu, kerugian maskapai internasional tersebut hanya US$ 164 juta. (baca juga : Mau Dijual, Kinerja Citilink Indonesia Membaik)

Menurut Vice President Communication PT Garuda Indonesia Tbk., Pujobroto, kinerja semester I banyak dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang belum pulih. Hal ini menyebabkan menurunnya jumlah penumpang internasional.

"Depresiasi rupiah juga berpengaruh terhadap pendapatan Garuda karena biaya operasional sebagian besar dilakukan dalam dolar," kata dia melalui pesan singkatnya kepada Tempo, Selasa, 22 Juli 2014.

Depresiasi rupiah tersebut, kata Pujobroto, berpengaruh pula terhadap daya beli masyarakat. Selain itu tingginya harga bahan bakar mangakibatkan biaya operasional naik drastis.

Pada situasi normal, biaya bahan bakar mencapai sekitar 25 persen dari keseluruhan biaya operasional. Saat harga bahan bakar naik, biayanya meningkat mencapai 30-40 persen. Dalam satu tahun, Garuda menggunakan bahan bakar hingga 1,8 miliar liter.

Pujo menjelaskan bahwa momentum pada semester pertama merupakan 'low season'. Artinya momentum penumpang untuk melakukan perjalanan lebih rendah bila dibandingkan dengan semester dua. Pasalnya, banyak momemtum liburan, seperti lebaran, natal, dan tahun baru di semester depan.

ANANDA PUTRI | DEWI SUCI RAHAYU


Berita Terpopuler

SBY Berhentikan Kepala Staf TNI AD
Berita Potong Kelamin, Ahmad Dhani ke Dewan Pers

Saran Ahok Buat Jokowi Usai Pengumuman Pilpres

Umat Kristen Irak Diminta Pindah Agama

Begini Kantor Jokowi Sebelum Pengumuman Pilpres




Berita terkait

BRI Optimis Tumbuh Lebih Baik di Tahun 2024

5 Februari 2024

BRI Optimis Tumbuh Lebih Baik di Tahun 2024

BRI menerapkan secara konsisten strategi just right liquidity

Baca Selengkapnya

Direktur Utama BRI Optimis Kinerja Positif

22 Mei 2023

Direktur Utama BRI Optimis Kinerja Positif

Perseroan optimis pada tahun ini dapat mencatatkan kinerja lebih baik

Baca Selengkapnya

Inovasi BNI agar Kinerja Melesat di 2023

16 Maret 2023

Inovasi BNI agar Kinerja Melesat di 2023

BNI menjalankan sejumlah inovasi untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah.

Baca Selengkapnya

Tujuh Strategi Transformasi BNI di Tahun 2023

12 Februari 2023

Tujuh Strategi Transformasi BNI di Tahun 2023

Berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis, BNI optimistis akan mencetak kinerja yang lebih baik di tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Emang Paling Digital, Bank Mandiri Torehkan Kinerja Apik di 2022

6 Februari 2023

Emang Paling Digital, Bank Mandiri Torehkan Kinerja Apik di 2022

Sepanjang 2022, Bank Mandiri telah secara aktif menggarap segmen digital banking untuk mendukung transformasi digital

Baca Selengkapnya

Produksi Komoditas Antam Terjaga Stabil sepanjang 2022

6 Februari 2023

Produksi Komoditas Antam Terjaga Stabil sepanjang 2022

Seluruh lini produksi mulai dari feronikel, emas, hingga alumina tetap bertumbuh di tengah tantangan kondisi global.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir: Kinerja Apik Pelindo Berkat Kerja Keras Direksi, Komisaris, dan Seluruh Pegawai

22 Januari 2023

Erick Thohir: Kinerja Apik Pelindo Berkat Kerja Keras Direksi, Komisaris, dan Seluruh Pegawai

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut kinerja apik Pelindo merupakan kerja keras jajaran direksi, komisaris, dan seluruh pegawai Pelindo.

Baca Selengkapnya

Penerapan Wealth Management for All Tingkatkan Bisnis Nasabah Premium BRI

10 Januari 2023

Penerapan Wealth Management for All Tingkatkan Bisnis Nasabah Premium BRI

Melalui kinerja Wealth Management yang progresif selama 2022, BRI juga berhasil mendapat sejumlah penghargaan.

Baca Selengkapnya

Tunaikan Kinerja Cemerlang, BRI Bagikan Dividen Interim Rp.8,63 triliun

3 Januari 2023

Tunaikan Kinerja Cemerlang, BRI Bagikan Dividen Interim Rp.8,63 triliun

BRI mampu menjaga pertumbuhan Kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang solid.

Baca Selengkapnya

Garuda Terima Suntikan Pemerintah Rp 7,5 Triliun, Duit Dipakai untuk Restorasi Pesawat

20 Desember 2022

Garuda Terima Suntikan Pemerintah Rp 7,5 Triliun, Duit Dipakai untuk Restorasi Pesawat

Pada April lalu, bos Garuda menekankan PMN tidak akan digunakan untuk membayar utang-utang perseroan.

Baca Selengkapnya