Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan cerobong asap pada pembangunan pabrik baja PT.Krakatau Posco Steel di Cigading, Cilegon, Banten, Selasa (9/10). ANTARA/Muhammad Iqbal
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim menyatakan perusahaannya berencana untuk membangun pembangkit listrik sendiri. Pembangunan pembangkit dilakukan menyusul kenaikan tarif dasar listrik bagi industri yang berlaku mulai 1 Juli 2014.
Pembangunan pembangkit ini akan diserahkan pada anak perusahaannya, PT Krakatau Daya Listrik. "Rencananya, kami membangun pembangkit dengan kapasitas mencapi 5 x 80 megawatt untuk kebutuhan perusahaan," kata Irvan saat ditemui seusai rapat dengan Menteri Perindustrian di Jakarta, Kamis, 10 Juli 2014.
Menurut Irvan, pembangunan pembangkit listrik ini merupakan prioritas Krakatau Steel untuk efisiensi kebutuhan tenaga listrik yang tinggi bagi perusahaan. "Ini menjadi prioritas kita dalam semester ini," kata dia. (Baca: Listrik Naik, Industri Mainan Kurangi Pakai Mesin)
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto membenarkan bahwa Krakatau Steel berencana membangun pembangkit listrik. "Mereka menyambut gayung dari usulan Kementerian Perindustrian yang menawarkan bebas bea masuk industri power plant," kata dia di kantornya.
Harjanto menambahkan, Krakatau Steel membutuhkan efisiensi secepatnya karena tarif dasar listrik terus membumbung dan naik setiap dua bulan. "Mereka bisa bikin listrik murah hingga Rp 750 per kilowatt-hour," kata Harjanto. (Baca: Menteri ESDM: TarifListrik Resmi Naik)
Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN 9,5 Juta Ton, IISIA Sebut Produksi Lokal Masih Cukup
7 November 2023
Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN 9,5 Juta Ton, IISIA Sebut Produksi Lokal Masih Cukup
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengatakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) membutuhkan total 9,5 juta ton baja hingga pembangunan tahap akhir.