Ribuan pekerja Plant Kunir PT HM Sampoerna di Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang keluar dari pintu gerbang usai menerima pengumuman penutupan pabrik Sigaret Kretek Tangan (16/5). Plant Kunir resmi tidak produksi SKT hari ini. TEMPO/David Priyasidharta
TEMPO.CO, Lumajang - PT HM Sampoerna Tbk mulai menggelar pelatihan kewirausahaan mandiri terhadap ribuan karyawan pabrik sigaret kretek tangan (SKT) Plant Kunir yang terkena pemutusan hubungan kerja menyusul penghentian produksi pada 16 Mei lalu. Pelatihan ini dilakukan secara bergilir selama enam hari sejak Kamis, 12 Juni 2014.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Kabupaten Lumajang Ismail mengatakan sekitar 2.700 eks karyawan itu akan dibekali jiwa kemandirian. Pelatihan digelar di Gedung Guru di Kecamatan Tempeh. "Setiap hari 450 orang (diberi pelatihan). Gantian selama enam hari," ujar Ismail.
Adapun materi pelatihan yang diberikan, tutur Ismail, berisi motivasi berwirausaha. "Bagaimana mengelola uang untuk wirausaha mandiri. Jadi, pelatihan ini lebih banyak mengarah ke pemberian motivasi berwirausaha." (Baca: Bekas Buruh Sampoerna Dapat Kompor dan Wajan)
Seluruh pemateri pelatihan diambilkan dari Sampoerna. Pelatihan dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 15.00 WIB. Menurut dia, semua bekas karyawan Sampoerna masih memegang uang pesangon. Karena itu, mereka dilatih untuk bagaimana caranya mengelola uang serta diberi motivasi agar punya jiwa wirausaha. "Supaya mandiri berwirausaha," katanya.
Pembayaran pesangon bagi ribuan karyawan yang terkena PHK itu sesuai dengan pengumuman pihak perusahaan, paling lambat hari ini, Jumat, 13 Juni. Namun, sejak Senin lalu, uangnya telah ditransfer ke rekening mereka masing-masing. "Pembayaran pesangon dilewatkan rekening," ujar Ismail. (Baca juga: Buruh Sampoerna Terima Pesangon Hingga Rp 12 Juta)
Manajemen Sampoerna resmi mengumumkan penutupan pabrik SKT ini pada 16 Mei 2014. Sekitar 2.700 buruh SKT di Plant Kunir di PHK menyusul penutupan pabrik ini. Direksi PT HM Sampoerna Tbk menyatakan keputusan penutupan dua pabrik SKT milik Sampoerna yang beroperasi di Lumajang dan Jember merupakan dampak penurunan pangsa pasar segmen SKT, sehingga volume penjualan semua merek SKT ikut tergerus.