Kinerja Antam Diperkirakan Tak Cemerlang Tahun ini

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 3 Juni 2014 06:09 WIB

Gedung Aneka Tambang, Jakarta. [Tempo/Arnold Simanjuntak]

TEMPO.CO , Jakarta - Kepala Riset KSK Financial Group, David Cornelis, menilai kinerja PT Aneka Tambang (Persero) Tbk tahun ini berpotensi tak terlalu cemerlang. Sebab, larangan ekspor mineral sangat berpengaruh terhadap penjualan nikel yang biasanya berkontribusi pada pendapatan perseroan lebih dari 30 persen. “Ditambah harga jual nikel tahun ini belum membaik di tengah biaya produksi yang tinggi,” ujarnya saat dihubungi Senin, 2 Juni 2014.

Di sisi lain, kata David, hasil penjualan emas Antam belum mampu mengkompensasi dampak negatif menurunnya penjualan nikel. Selain itu, Antam juga sedang membutuhkan belanja modal tinggi seiring kebutuhan membangun smelter. Kondisi ini akan membuat keuntungan Antam terkoreksi dan berdampak terhadap kinerja harga sahamnya. “Antam terhimpit regulasi dan harga jual yang rendah,” ujarnya. (Baca juga : Antam Bagikan Dividen Rp 92,23 Miliar)



Meskipun begitu, analis dari PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menilai memburuknya kinerja Antam hanya bersifat sementara. Dalam jangka panjang proyek-proyek Antam masih berprospek positif. "Ini lebih karena kebijakan pemerintah tentang smelter, tapi dia terus membangun dan berusaha mengikuti kebijakan undang-undang," katanya.

Untuk diketahui, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Batubara yang mulai diterapkan pada 12 Januari 2014 lalu membatasi emiten tambang melakukan ekspor mineral. Perusahaan boleh melakukan ekspor konsentrat mineral dengan syarat di antaranya membangun pabrik pemurnian (smelter). (Lihat juga: Larangan Ekspor Mineral, Antam Rugi Rp 272 Miliar)

Antam saat ini memiliki beberapa proyek pembangunan smelter. Di antaranya pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Tahun ini perseroan menargetkan pabrik pengolahan aluminium itu sudah mulai berproduksi dengan target sekitar 130-165 ribu ton.

Pabrik Tayan dikembangkan oleh PT Indonesia Chemical Alumina yang merupakan patungan antara Antam dengan Showa Denko K.K, Jepang. Antam memiliki 80 persen saham dan 20 persen sisanya dimiliki oleh Showa Denko. Selain itu pada Februari lalu, Antam meneken kontrak kerja sama pembangunan smelter tembaga dengan PT Freeport Indonesia.

ANANDA PUTRI

Terpopuler :

Kuartal I 2014, Laba Mayabank Naik 6,3 Persen

INACA Tunggu Keputusan Kenaikan Tarif Batas Atas

Juni, Inflasi Meningkat 20 Persen

Berita terkait

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

2 jam lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

14 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

2 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

5 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

8 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

10 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

26 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

27 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

27 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

28 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya